Thursday, June 6, 2013

FILOSOFI ALAM


Filosofi Grik yang pertama tidak lahir di tanah airnya sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia Minor. Sebab itu banyak rakyat Grik yang perkasa merantau ke tanah asing dan mendirikan negeri baru di sana. Rakyat Grik dahulu kala jadi tukang perantau karena keadaan negerinya.
Yang sangat kesohor dan makmur di waktu itu ialah kota Miletos di Asia Minor. Disanalah pula tempat kediaman filosof-filosof Grik yang pertama sebagai Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Mereka disebut filosof  alam, sebab tujuan filosofi mereka ialah memikirkan soal alam besar.

1.     THALES
Thales terbilang salah seorang dari pada orang pandai. Cerita-cerita lama Yunani yang lainnya itu bernama Solon, Bias, Pittakos, Rerindos dan Kleobulos. Petuahnya pendek-pendek, “kenal dirinu”, segala terkita-kira, ingat-ingat, “tahan amarahmu” dan banyak lagi”.
Menurut ceritanya Thales adlah seorang saudagar yang banyak berlajay ke negeri Mesir. Mengatakan , bahwa Thales sangat menyisihkan diri dari pergaulan biasa.
Menurut keterangan Aristoteles, kesimpulan ajaran Thales ialah “semua itu air”. Air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar (principle). Untuk mencari sebab penghabisan itu ia tidak mempergunakan tahayul atau kepercayaan umum di waktu itu, melainkan dipergunakan akal. Air yang tidak berkeputusan itu dilihatnya dalam pelayaran, berpengaruh besar atas pikiran dan pandangannya tentang alam.
Bagi Thales, air adalah sebab yang pertama dari segala yang ada dan jadi, tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi itu. Dalam pandangan Thales tak ada jurang yang memisahkan hidup dengan mati. Semua satu! Kepercayaan batim Thales masih Animisme. Animisme ialah kepercayaan, bahwa bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi benda mati juga.
2.     ANAXIMANDROS

Anaximandros adalh murid thales, menurut pendapatnya langit itu bulat seperti bola. Yang dapat diterima akalnya ialah bahwa yang asal itu satu, tidak banyak. Menurut pendapatnya, barang asa itu tidak berhingga dan tidak berkeputusan. Itu bulat seperti bola bumi terkandung ditengahnya.
Anaximandros “Apeiron”. Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan salah satu barang yang kelihatan di dunia ini. Dari apeiron keluar bermula yang panas dan yang dingin. Yang panas memalut yang dingin, sehingga yang dingin itu terkandung di dalamnya.
Atas pengaruh yang panas terjadilah dari uap yang basah tadi makhluk dengan bertingkat-tingkat kemajuan hidupnya. Pendapat Anaximandros kejadian dn kemajuan makhluk di dunia ini banyak menyerupai teori Darwin, yang timbul di abad ke-19. Anaximandros patut dibilang sebagai Darwis pengikut yang pertama sekali.

3.     ANAXIMENES
Anaximenes hidup dari tahun 585-528 SM. Anaximenes adalah murid Anaximandros. Ia juga mengajarkan bahwa barang yang asal itu satu dan tidak berhingga. Cuma ia tidak dapat menerima ajaran Anaximenes.
Anaximenes turun kembali ke tingkat yang sama dengan Thales. Thales mengatakan air asal dan kesudahan dari segala-galanya. Anaximenes mengatakan udara.
Kesimpulan ajarannya disebutnya : “Sebagaimana jiwa kita, yang tidak lain dari pada udara, menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia ini jadi satu”. Menurutnya makna bersinar (alam) mikroximenes pada dasarnya satu.




 I.      FILOSOFI ALAM
Herakleitos lahir di kota Ephesos di Asia Minor. Disebut Herakleitos orang Ephesos. Hidup dari tahun 540-480 SM. Bahwa ia juga mengatakan satu saja anasir yang asal, yang menjadi pokok alam dan segala-galanya. Analisir yang asal itu menuruti pandangan api.
Apa itu lebih daripada air dan udara, sungguhpun Herakleitos memandang api sebagai analisir yang asal, pandangannya tidak semata-mata terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan filosof-filosof Miletos. Tidak ada yang boleh disebut ada, melainkan menjadi. Semuanya itu dalam kejadian.
Segala perubahan dikuasai oleh hukum dunia yang satu : logos, Logos artinya pikiran yang benar. Jasa Herakleitos yang sangar besar yaitu dunia pikiran yang dinamai logos
Menurut pendapat herakleitos, tak ada gunanya usaha ditujukan kepada mencari asal segala yang ada, seperti yang dilakukan oleh filosof-filosof alam. Bahwa logos itu berkusa. Adalah suatu bukti yang tidak perlu lagi dicari keterangannya.

 II.      FILOSOFI ELEA
Elea adalah suatu kota perantauan orang Grik disebelah selatan semenanjung Italia. Berpengaruh dari tahun 540-460 SM

1.     XENOPHANES
 Masa hidup xenophanes disebut orang dri tahun 580-470 SM. Ia pergi mengembara ke mana-mana dan akhirnya sampai ke Elea. Xenophanes terkenal sebagai orang yang taat agama, yang senantiasa hidup dengan ruh yang suci. Isi sa’irnya itu menentang segala takhayul, yang menjadi kepercayaaan orang banyak di waktu itu.
Xenophanes menyerang lukisan dewa-dewa atau segala macam Tuhan, yang dilagukan oleh ahli sa’ir yang ternama dimasa itu ; homeros dan Hesiodos. Xenophanes mengajarkan, bahwa Tuhan itu tidak banyak, melainkan satu. Bagi Xenophanes, Tuhan Yang Maha Esa itu tidak dijadikan, tidak  bergerak dan tidak berubah-ubah.
Xenophanes berkata : “Makhluk yang fana ini mengira, sekali Tuhannya itu dilahirkan, berbaju, bersuara dan bertubuh seperti mereka itu pula. Tetapi, kalau sapi, kuda dan singa mempunyai tangan dan pandai menggambar misalnya sapi menggambar Tuhannya serupa sapi, kuda menggambarkan Tuhannya serupa kuda dan singa menggambarkan Tuhannya serupa singa”.
Dalam suatu sya’irnya penentang takhayul disebutnya : “Tidak dari semuanya Tuhan memperlihatkan semua kepada makhluk yang fana. Sejalan dengan kemajuan masa, mereka itu akan mendapatkan yang baik, asalkan mereka berusaha mencapainya.
Anaximandros misalnya menyatakan pandangan yang dalam. Tetapi pada Xenophanes, yang satu itu lebih tinggi kedudukannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa yang memeluk sekalian alam.
Xenophanes banyak memberikan petua-petua yang berharga, sehingga ia dipandang sebagai pembangunan filosofi baru, ia tidak sampai menjadi maha gurunya. Karena ajarannya itu tidak tersusun dan teratur

2.     PARMENIDES
Parmenides lahir di Elea pada tahun 540 Sebelum Masehi. Ia ahli politik dan pernah memangku jabatan pemerintah. Bukan karena itu kesohor namanya. Ia kesohor sebagai ahli pikir, yang melebihi siapa juga pada masanya itu.
Pada waktu mudanya hatinya tertarik kepada lagu-lagu Xenophanes. Sebagai pokok pendiriannya disebut, bahwa ada kebenaran. Kebenaran yang bulat, kebenaran yang sepenuh-penuhnya. Pendapat manusia, yang tiada menyimpan kebenaran didalamnya. Pendapat manusia itu hanya persangkaan saja. Persangkaan itulah yang mengatakan, ada banyak. Padahal “yang banyak” itu tidak ada
Sebab, kalau ada yang banyak itu, ada pula “menjadi” dan “hilang”. Oleh karena yang ada itu hanya satu, kekal dan tidak berubah-ubah, maka “jadi” dan “hilang” pardines menjadi pembangunan logika yang pertama. Herakleitos membukakan pintu dunia pikiran : ia memulai menyusunnya
Parmenides membulatkan pokok keterangannya dengan semboyannya yang pendek : hanya yang ada itu ada, yang tidak ada itu tidak. Tidak ada yang lain dari pada yang ada.sebab itu tidak ada yang “menjadi” dan tidak ada pula yang “hilang” keduanya itu “menjadi” dan “hilang”
Kebenaran terdapat pada pengakuan, bahwa yang ada itu. Kesalahan persangkaan orang ialah, bahwa yang tidak ada itu dikatakan juga ada dan mesti ada. Parmenides memandang semuanya itu satu dan tetap.
Nyatalah sudah, kemana beloknya ajaran Xenophanes dalam tangan Parmenides. Dari soal Ketuhanan ia berputar menjadi soal kebenaran. Hanya pokoknya sama, yang satu tadi.!
Bulat adalah tanda yang sempurna bagi Parmenides, yang berpokok kepada yang satu dan tetap, bertentangan dengan ajaran Herakleitos. Herakleitos adalah nabi dari pada yang bergerak senantiasa, tetap yang tidak beubag-ubah. Bangun dunia Herakleitos dinamis, dunia Parmenides statis
Untuk penangkis serangan-serangan lawannya itu muncul ke muka murid-muridnya, sebagai Zano dan Mellissos.

3.     ZENO
Zeno lahir di Elea dalam tahun 490 SM. Ia terebut karena tangkas perkataanya  tajam pikirannya. Zeno mempertahankan ajaran gurunya tidak dengan menyambung keterangan, melainkan dengan membalikkan serangan terhadap dalil-dalil lawannya. Menurut pendapatnya, jika keterangan lawan itu dinyatakan salah, pendirian Parmenides benar sendiri.
Zeno berkata : jika ada yang itu berada dalam sebuah ruang, ruang itu sudah tentu tempatnya dalam ruang pula. Dan ruang yang kenudian itu terletak lagi dalam sebuah ruangan. Demikianlah seterusnya dengan tiada berkeputusan : ruang dalam ruang.
Terhadap paham yang mengatakan yang bergerak itu ada, zeno mengemukakan empat pasal :
1.      Suatu gerakan tidak bisa bermula, sebab tiap-tiap badan tidak bisa samai kepada tempat dengan tiada lebih dahulu pada berjenis tempat atau titik yang dilaluinya
2.      Achilleus yang cepat seperti kilat tidak bisa mengejar penyu, yang begitu lambat jalannya. Sebab, apabila ia tiba di tempat penyu tadi, dia sudah maju lagi sedikit ke muka.
3.      Anak panah yang dipanahkan dari busurnya tidak bergerak, tetapi berlanjut. Sebab setiap saat ia berada pada satu tempat. Ada pada satu tempat sama artinya dengan berhenti
4.      Setengah waktu sama dengan sepenuh waktu. Sebab, Suatu barang yang bergerak terhadap suatu badan, melalui panjang badan itu dalam setengah waktu atau sepenuh waktu.

Sikap yang dipakai zeno ialah meneruskan keterangan lawannya sampai selanjut-lanjutnya, sehingga akibat-akibatnya bertentangan satu sama lain. Zeno mengemukakan paradox, keterangan yang mengandung pertentangan itu semata-mata untuk menyatakan bahwa kalau yang ada itu dipandang sebagai “yang”, dasar keterangannya mengandung sifat yang berlawanan.

4.     MELISSOS
Melissos berasal dari Samos, sebuah kota Grik di tanah perantauan. Melissos terkenal juga sebagai pahlawan dalam turut berperang melawan Anthena. Melissos mempertahankan ajaran Parmenides dengan mengemukakan alas an yang positif. Artinya ia melahirkan keterangan untuk menguatkan ajaran gurunya.
Kata Melissos yang ada itu kekal. Sebab, jika sekiranya itu timbul dari yang tidak ada. Oleh karena itu yang ada mestilah kekal dan tidak berubah-ubah. Melissos mengatakan, bahwa tak ada ruang yang kosong tempat bergerak. Ruang kosong itu tidak ada. Sebab, mengatakan “ada yang kosong” ada yang tidak ada”.
Melissos mengemukakan sebuah pikiran baru, yang  bertentang dengan pendirian Parmenindes. Melissos mengatakan, yang ada itu tidak berhingga.
Filosofi Elea ini mempengaruhi aliran pikiran dalam masa sesudahnya, terutama karena tajamnya siku pengertian yang dikemukakan. Dialektik yaitu cara memikirkan hal selanjut-lanjutnya sampai kepada yang sebaliknya.
Elea yang tidak mementingkan yang lahir, mendorong pikiran ke jalan logika. Logika artinya mudahnya yaitu menyusun jalan pikiran menurut hokum yang tertentu. Jalan pikiran yang tak boleh melompat-lompat!

  III.      PHYTHAGORAS DAN PENGIKUTNYA

Filosofi phythagoras mempunyai kedudukan tersendiri dalam alam pikiran Yunani. Phythagoras berasal dari Samos. Ia di lahirkan kira-kira dalam 580 SM. Phythagoras terpengaruh oleh aliran mistik yang berkembang di waktu itu dalam alam Yunani. Ujung tarikat phythagoras ialah mendidik kebathinan dengan mencucikan ruh.
Hidup di dunia ini menurut paham phythagoras adalah persediaan buat akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup di hari kemudian. Berlagu dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Phythagoras sendiri begitu. Artinya, kalau phythagoras yang mengatakan, sudah mesti benar.
Phythagoras suka berkata tentang “kesejahteraan dilangit”. Mana yang bergerak, berbunyi. Sebab itu langit ada bunyi, ditimbulkan oleh gerakan bintang-bintang. Tinggi rendahnya bunyi lagu itu semata-mata ditentukan oleh perbandingan jaraknya masing-masing.
Menurut kebiasaan, phythagoras membedakan juga angka yang genap dengan ganjil. Angka empat maha besar, sebab 1+2+3+4 = 10. dan 10 angka yang sepenuhnya-penuhnya itu angka-angka. Phythagoras selain daripada ahli mistik yang kuat beribadat, adalah juga ahli ilmu.
Ajaran phythagoras pada hakikatnya terlalu tinggi bagi pengikutnya yang banyak. Sebab, itu terjadi akhirnya  perpecahan dalam dua cabang : aliran mistik keagamaan dan aliran ilmu.
Demikianlah gugurnya mazhab phythagoras. Tetapi namanya tercantum dalam sejarah pikiran ilmu sebagai pembuka berbagai jalan. Muridnya yang agak ternama menuliskan ajaran gurunya ialah philolaos berkata, bahwa angka itu tanda kebenaran.

                                                                                                                       IV.      FILOSOFI ALAM LAGI
Dalam bagian pertama abad kelima sebelum masehi. Guru-gurunya yang terutama ialah Empedokles, Anaxagoras, Leukippos dan Demokritos. Filosofi Elea, mereka berpendapat bahwa substansi, barang yang asal, tidak berubah-ubah. Oleh karena itu tidak ada yang “menjadi” dan yang “hilang”
Empedokles dan Anaxagoras berpendapat, bahwa gerakan itu dikemukakan oleh kodrat dari luar. Tetapi tentang sifat kodrat itu, bertikai pula paham mereka. Bagi Leukippos dan Demokritos, percampuran dan perpisahan itu berlaku karena kodrat yang ada di dalam benda itu sendiri.

1.     EMPEDOKLES
Empedokles lahir di kota Akragas di pulau Sisilia dari tahun 490-430 SM. Empedokles banyak terpengaruh oleh aliran mistik orfisisme dan ajaran phytahoras. Empedokles mengajarkan bahwa alam ini pada mulanya satu. Disatukan oleh cinta. Cinta adalah kodrat yang membawa bersatu, bercampur.
Alam tersusun daripada anasir yang asal. Jumlahnya empat : udara, api, air, dan tanah. Masing-masing pemangku sifat : dingin, panas, basah, dan kering. Oleh karena segala yang ada berasal dari anasir yang empat itu, “timbul” dan “hilang” tidak boleh jadi.
Menurut pendapat empedokles, alam ini pada permualaannya bercampur jadi satu karena kodrat cinta. Kemudian benci membawa perpisahan. Benci membalikkan keadaan itu sama sekali, sehingga semuanya terpisah-pisah. Tidak ada yang bercampur lagi. Akhirnya lenyap pula barang satu-satunya itu.
Jika diperhatikan benar ajaran empedokles ini, banyak terdapat didalamnya dasar-dasar yang dikemukakan oleh filosof-filosof yang telah lalu. Sikap dan tujuan hidupnya meyerupai mistik orfisme dan pendirian phythagoras.
Dasar benci yang membawa perpecahan dan perpisahan banyak menyerupai dasar “perjuangan” dam “menjadi” dalam filosofi Herakleitos. Thales mengatakan air, Anaximenes udara, herakleitos api. Empedokles mengambil ketiga-tiganya jadi pokok dan ditambahkannya satu lagi, yaitu tanah.

2.     ANAXAGORAS
Anaxagoras dilahirkan di kota Klazomenae di Asia Minor. Tahun 500-428 Sebelum Masehi. Pada waktu mudanya ia pergi ke atena, dialah filosof yang pertama kali kesana. Di waktu itu atena sedang lagi menempuh zaman emas. Zaman emas itu disebut orang zaman Perikles. Musuh perikles ialah kaum kolot, yang  berhentinya menyerang politiknya. Bersamaan dengan jatuhnya perikles,  Anaxagoras diusir orang dari atena.
Anaxagoras mengajarkan bahwa matahari itu tak lain dari pada batu yang bercahaya. Gerhana bulan tersebab karena dilindungi bumi, sehingga cahaya matajari tak samapi padanya. Dari atena Anaxagoras lebih tua dari empedokles
Menurut umurnya Anaxagoras lebih tua dari empedokles. Empedokles ia mengajarkan, bahwa “timbul” dan “hilang”. Tetapi sela-lamanya. Apa yang disebut timbul dan hilang. Bagi Anaxagoras,anasir yang asal itu tidak terhitung jumlahnya. Pandangan filosofi Anaxagoras yang paling kea lam, banyak menyerupai keterangan ilmu.
Empedokles, Anaxagoras berpendapat bahwa campuran dan perpisahan anasir yang asal itu digerakkan oleh kodrat dari luar. Empedokles ia mengatakan, bahwa kodrat yang mengemudikan itu Cuma satu. Kodrat itu dinamainya Nus. Tetapi tubuhnya itu sangat halus, keadaannya murni, tidak bercampur sedikit juga dengan barang yang ada di alam ini. Kemurnian itulah yang menjadi sebab kuasanya atas yang lain.
Anaxagoras sudah dekat kepada agama yang percaya kepada Tuhan Yang Esa. Karena itu terjadilah dua macam barang yang menjadi bahan utama bagi dunia ini, yaitu udara dan eter. Eter itu dipandang sebagai zat-zat yang halus sekali yang mengisi lapangan sekeliling dunia. Menurut pendapat Anaxagoras lapangan itu tidak berhingga. Sebab itu tidak saja alam, melainkan banyak.
Anaxagoras berkata, bahwa tanaman-tanaman ada juga jiwanya. Perasaan, tahu gembira dan sukacita. Pancaindera kita terlalu lemah untuk mengetahui kebenaran. Hanya pikiran dapat memandang begitu jauh. Semuanya itu diketahui oleh akal yang menyusun dunia ini. Demikian Anaxagoras menggambarkan kejadian dan kedudukan alam. Pandangan filosofi yang begitu gaib dalam ajaran Elea, berangsur dekat kepada lahir karena dia. Sebab selain dari filosofi, Anaxagoras juga ahli matematik dan astronomi. Ahli astronomi yang berpendapat, bahwa bintang di alam itu tersusun berkampung-kampung. Dan Bose menyatakan pendapatnya sebagai hasil pemeriksaan yang teliti.

3.     LEUKIPPOS
Leukippos berasal dari Miletos. Ia murid Permenides, dan guru Demokritos. Leukippos tersebut sebagai pujangga yang pertama kali mengajarkan dari hal atom. Atom asalnya dari perkataan Grik : a=tidak            toom=terbagi. Jadi “atom” artinya tidak dapat dibagi lagi.
Menurut pendapat Leukippos, atom itu adalah benda yang sekecil-kecilnya, bagian penghabisan dari pada segala barang. Dengan memperhubungkan yang dua itu, yang tetap dan bergerak senantiasa, ia rupanya mau menghilangkan pertentangan antara filosofi Elea dan filosofi Herakleitos. Kejadian dunia daripada perhubungan atom diterangkannya dengan memakai dua dasar : yang penuh dan yang kosong.
Atom itu namanya yang penuh. Betapa juga kecilnya, hingga tiada kelihatan, atom itu ada bertubuh. Kedua-duanya mesti ada. Sebab kalau tidak ada yang kosong atom itu tidak dapat bergerak. Yang kosong itu ialah syarat, supaya atom itu dapat bergerak, berhubungan dan berpisah. Karena pergerakan dan perhubungan atom itu terjadilah barang-barang yang ada di ala mini.
Ad pula suatu peribahasa yang kesohor berasal dari Leukippos. “tak ada yang terjadi dengan tiada bersebab, tetapi semuanya terjadi karena kemestian yang tertentu dan di bawah pengaruh hukum yang tertentu pula.


4.     DEMOKRITOS
Demokritos lahir di Abdera, sebuah kota dipantai Trasia bagian Balkan. Dari tahun 460-360SM. Buku-buku yang dikarangnya ilmu alam, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu tabib, hal ihwal perang, etika dan banyak lagi lainnya.
Untuk menyatakan bahwa ada lapang yang kosong Demokritos mengemukakan 4 fasal :
1)      Pergerakan berkehendak akan lapang yang kosong sebab yang penuh tak dapat dibagi lagi menurut yang lain di dalamnya.
2)      Sesuatu barang bisa jadi kembang atau padat. Jika ada lapangan yang kosong diantaranya
3)      Hidup dari kecil jadi besar tersebab karena makanan dapat masuk kedalam lapang yang kosong dalam badan.
4)      Jika dimasukkan abu kedalam sebuah gelas yang berisi air, melimpahlah sebagian daripada air itu.
Atom dan lapang yang kosong adalah dua sendiri bagi keterangan Demikritos tentang ala mini. Jika atom itu dipandang sebagai benda, ia mempunyai tubuh, betapa juga kecilnya. Demokritos sependapat dengan Herakleitos, bahwa anasir yang terutama ialah api. Api itulah yang paling sempurna dan paling mudah bergerak. Atom api itu adalah jiwa.
Jiwa itu tersebar seluruh badan kita. Diantara tiap-tiap dua atom terdapat atom jiwa. Atom jiwa begitulah otak tempat pikiran, jantung  tempat amarah, hati tempat cinta atau keinginan. Tetappi, menurut pendapat Demokritos penglihatan itu tidak memberikan pengetahuan yang sebenarnya. Dengan penglihatan saja tak tampak segala gerak atom itu serta dengan perhubungannya.






                                                                                                                                                               V.      SOFISME
Pada pertengahan abad ke-5 SM timbullah aliran baru dalam filosofi Yunani, aliran itu dinamai orang sofisme atau juga sofistik, asalnya dari kata “sophos”, yang artinya cerdik, pandai. Kaum sofis itu muncul di Atena dan dengan sebentar saja ajarannya kembang keseluruh Attika. Oleh karena kedudukannya pada perpisahan zaman, kaum sofis merintis jalan baru, yang artinya belum tentu benar baginya.
Sungguhpun begitu gerakan sofisme itu penting juga bagi sejarah filosofi. Kaum sofis membawa filosofi memandang manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi sungguhpun kaum sofis selalu mempersoalkan sikap hidup. Mereka tak sanggup menetapkan dasar apa yang harus menjadi pimpinan hidup. Mereka ada mengatakan, bahwa tiap-tiap pergaulan mempunyai dasar, normanya sendiri, dan ada pula menunjukkan sikap apa yang harus dipakai.
Demikian juga tentang dasar pengetahuan, tak ada yang sama paham mereka itu. Tiap-tiap guru sofis mengajukan teori sendiri. Mereka hanya sependirian dalam hal meniadakan, dalam pendirian yang negative, pokok ajarannya ialah bahwa :kebenaran yang sebenar-benarnya tidak tercapai. “Oleh sebab “kebenaran yang sebenar-benarnya tiada tercapai, “maka tiap-tiap pendirian boleh dibenarkan. Sofisme adalah teori tentang relativisme, menyementarakan segala-galanya. Ia juga bersifat skeptis, yaitu menaruh disyaki akan segala pendirian.
Dimasa itu pulalah terdengar nama-nama ahli panggung yang kesohor sebagai sophokles, Euripedes dan Aristophanes. Aristophanes kesohor sebagai tukang kritik. Aeschylos nama ahli syair, herodotos tukang pembuat patung phidias. Guru-guru sofis untuk menjual “ilmunya” kepada orang banyak “Ilmu” yang dijualnya, melainkan mengajar orang pandai berpidato, retorika orang jadi tujuan, melainkan menundukkan orang dengan daya kata. Oleh karena itu keyakinan hilang, dan zaman kebesaran peradaban atena berakhir dengan kelenyapan paham.
Sofis adalah suatu sebab, bukan sebab semata-mata dari pada kemunduran atena. Guru-guru sofis ada empat orang. Pertama Protogous, seorang individualis, yang mengemukakan orang seorang dalam segala-galanya. Kedua Gorgias, seorang ahli pidato yang membatalkan segala-galanya disebut nihilis. Nihil artinya tak ada. Ketiga Hippias, seorang yang banyak ragam pengetahuannya. Ia dinamai Ployhistor. Keempat Prodikos, seorang moralis, tukang mengemukakan moral dengan suka mencemooh kepercayaan orang.

1.     PROTAGORAS

Protagoras berasal dari Abdera dari tahun 481-411 SM. Ia dahulu adalah berguru kepada Herakleitos “panta rei”. Protagoras “manusia itu adalah ukuran bagi segalanya, bagi yang ada karena adanya, bagi yang ada karena adanya, bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya bahwa semaunya itu harus ditinjau dari pendirian manusia sendiri-sendirinya. Pendapatku adalah hasil pandanganku sediri.
Protagoras mengatakan, bahwa pandangan itu bentuk memuat pengetahuan yang cukup tentang barang yang terpandang, tetapi bukan pengetahuan tentang barang itu sendiri. Oleh karena itu manusia tidak mengetahui keadaan barang itu sebagaimana keadaanya yang sebenarnya, melainkan sebagai rupa pandangannya saja. Kebulatan pendirian Protagoras ialah bahwa tiap-tiap buah pikiran yang lahir dari pemandangan adalah benar, tetapi sekira-kiranya juga tidak. Protagoras yang sudah berusia 70 tahun lari ke Sisilia.

2.     GEORGIAS
Georgias berasal dari Leontinoi di Sisilia. Ia hidup dari tahun 483-375 SM. Tahun 427 ia datang ke Atena. Dasar yang dikemukakannya sebagai alas an meniadakan ada tiga. Pertama, tak ada sesuatu. Sebab kalau ada sesuatunya, mestilah ia terjadi dan ada pula selama-lamanya. Kedua,  jika sekiranya ada sesuatu, ia tak dapat diketahui. Sebab jika kiranya ada pengetahuan tentang yang ada itu, adalah ia buah pikiran dan yang tidak ada sekali-kali tidak dapat masuk dalam pikiran. Ketiga, jika kiranya kita mengetahui sesuatunya, pengetahuan itu tidak dapat kita kabarkan kepada orang lain.
Jikalau dibandingkan ajaran Georgias dengan ajaran protagoras, tampak perbedaan yang aneh. Kedua-duanya meniadakan kebenaran umum. Protagoras berkata, bahwa tiap-tiap pendirian boleh benar”,  Georgias mengatakan “tiap-tiap pendirian salah”.

3.     HIPPIAS
Hippias berasal dari Elis. Ia duduk di kota tempat lahirnya mengajar berbagai ilmu: ilmu hitung, geometri (ilmu ukur) Ilmu bintang, hokum bahasa (gramatika), musik dan banyak lagi lainnya. Menurut pendapatnya “hukum negeri itu sang perkosa bagi manusia, sebab bertentangan dengan hokum alam. Hippias tidak menyuruh orang melanggar hukum negeri, maksudnya menyatakan saja.

4.     PRODIKOS
Prodikos berasal dari Keos, ia berkata: “Manusia itu ajaib tabiatnya. Apa yang dipandangnya berguna, disembahnya sebagai dewa. Thrasymachos berkata: “Mula-mula hanya ada perbedaan antara yang kuat dan yang lemah. “Dipandang dari jurusan ini, tidak salah jika zaman sofistik disebut zaman “kesadaran” dan “pembukaan pikiran”.


                                                                                                                                       VI.      FILOSOFI KLASIK
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi sekonyong-konyong. Ini ternyata benar timbulnya filosofi klasik yunani. Tetapi sofisme mengemukakan pendirian yang subyektif, relative dan skeptis, berdasarkan ajaran sokrates tentanng pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang berkembang sebelum sokrates. Buah pikiran dan sistem pengetahuan Plato and Aristoteles menguasai alam pikiran orang barat sampai kira-kira dua ribu tahun lamanya. Itulah yang memberikan klasik kepada filosofi klasik.

1.     SOKRATES
Sokrates lahir di atena pada tahun 470 SM dan meninggal  pada tahun 399 SM. Sokrates seorang filosof dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofisnya tak pernah dituliskannya, melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Tabiatnya sehari-hari ialah berjalan sekeliling kota, mempelajari tingkah laku manusia dari berbagai segi kebenaran yang sebenar-benarnya tidak tercapai. Sebab itu tiap-tiap pendirian dapat “dibenarkan” dengan jalan retorika. Dengan filosofinya yang diamalkannya dengan cara hidupnya ia mencoba memperbaiki masyarakat yang rusak. Orang diajak memperhitungkan tanggung jawabnya. Tanya jawab adalah jalan baginya untuk memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialek. Dialektika asal katanya dialog, artinya bersoal jawab antara dua orang. Dengan cara yang berani dan jujur, sokrates banyak memperoleh kawan. Pemuda atena sangat cinta padanya. T etapi sebaliknya, musuhnya juga banyak. Terutama pada pihak guru-guru sofis serta pengikut-pengikutnya yang berpolitik, yang memperoleh kemenangan dengan jalan retorika. Akhirnya sokrates diajukan kemuka pengadilan rakyat dengan dua macam tuduhan. Tuduhan pertama ialah meniadakan dewa-dewa baru. Kedua ialah mengatakan bahwa ia menyesatkan dan merusak fiil pemuda.

METODE SOKRATES
Sokrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik  benar-benar ia malah tidak mengajarkan filosofi melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil, bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofi mencari kebenaran. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkan pemikir, sebab itu pandangan kita itu selalu bersifat subyektif. Sebab itu pula pengetahuan yang sahih tidak terdapat dengan penglihatan. Hanya pikiran dapat mencapai pengetahuan yang sebenar-benarnya. Bagi Parmenidas, pendapat manusia itu, sebagai buah pengalamannya, tak lain dari pada baying-bayang, rupanya saja, yang tidak ada mengandung kebenaran sedikit juga.
Penglihatan tak pernah sampai kedalam sanggup “melihatnya”. Tetapi sebaliknya, pikiran hanya mungkin karena penglihatan. Penglihatan itu menghasilkan barang buat pikiran. Akhirnya ia menyangka, bahwa kedua-duanya itu barang kali sudah semestinya bertentang. Sebab itu katanya : “Kebenaran itu dalam sekali letaknya, tidak terjangkau semuanya oleh manusia. “Demokratis adalah filosofi yang penghabisan dari pada filosofi alam.
Tetapi paham etik Demokritos masih terpaut kepada pandangannya tentang alam, terlepas sama sekali dri pengaruh rasa dan perasaan. Manusia juga dengan bintang dipengaruhi oleh hawa nafsu. Tetapi ada bedanya. Selagi bintang itu semata-mata ta’luk akan hawa nafsunya, manusia dapat melawan hawa nafsu itu dengan akalnya. Empedokles dan Anaxagoras memakai dasar dualisme, dua keterangan, tentang kejadian alam.
Tujuan filosofi Sokrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk selama-lamanya. Disini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang mengajarkan semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian yang sketis. Sokrates berpendapat bahwa kebenaran itu harus dicari.
Begitulah cara sokrates mencapai pengertian. Dengan melalui induksi sampai kepada Definisi. Definisi yaitu pembentukan kurikulum yang umum lakunya. Pengertian menurut paham sokrates sama dengan apa yang disebut kant : Prinsip regulative, dasar menyusun. Dengan jalan begitu, hasil yang dicapai tidak lagi takluk kepada paham subyektif, seperti yang diajarkan oleh kaum sofis, melainkan umum sifatnya, berlaku untuk selama-lamanya. Induksi dan definisi menuju pengetahuan yang berdasarkan pengertian.
Sebab itu tepat sekali sokrates mengatakan :  Budi ialah tahu. Maksudnya, budi baik timbul dengan pengetahuan manusia yang dirusak oleh ajaran sofisme mau dibentuk kembali.



ETIK SOKRATES
Budi adalah tahu, kata sokrates. Inilah inti sari pada etiknya. Orang yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Ajaran etik sokrates intelektual sifatnya. Selain itu juga rasional. Apabila budi adalah tahu, maka tak ada orang yang sengaja atas maunya sendiri, berbuat jahad. Kedua-duanya budi dan tahu bersangkut-paut.
Apa itu “kesenangan hidup”? “ini tak pernah dipersoalkan oleh sokrates, sehingga murid-muridnya kemudian memberikan pendapat mereka sendiri-semdiri, yang satu bertentangan dengan yang lain. Menurut sokrates manusia itu pada dasarnya baik. Seperti dengan segala barang yang ada itu ada tujuannya. Begitu juga hidup manusia.
Dari pandangan etik yang rasional itu, sokrates sampai kepada sikap hidup yang penuh dengan rasa keagamaan. Menurut keyakinannya, menderita kezaliman baik berbuat zalim. Juga dalam segi pandangan Sokrates yang berisi keagamaan, terdapat pengaruh paham rasionalisme. Semuanya itu menunjukkan kebulatan ajarannya yang menjadikan ia seorang filosof yang terutama diseluruh masa

MURID-MURID SOKRATES
Diantara murid-murid Sokrates ada tiga yang mengaku meneruskan pelajarannya, yaitu :
1)      Euklides, mengajarkan filosofi di kota Megara. Sebelum ia belajar pada sokrates ia telah mempelajari filosofi Elea terutama ajaran Permenides yang mengatakan, bahwa yang ada itu satu ada, satu, tidak berubah-ubah. Pendapat ini disatukan dengan etik Sokrates.
2)      Antistenes, mula-mula murid guru sofis Gorgias kemudian dia menjadi pengikut Sokrates. Setelah meninggal ia membuka sekolah filosofi di Atena dan diberi nama Gymnasium Kynosarges. Sebab itu ajarannya sering disebut filosofi dari mazhab Kynia. Menurut ajaran Antithenes, budi adalah satu-satunya yang baik. Diluar itu tidak perlu kesenangan hidup. Mencari kesenangan sebagai tujuan adalah perbuatan yang salah.
3)      Aristippos, mengajarkan filosofinya di Kyrena. Mula-mula ia belajar pada guru-guru sofis dan kemudian menjadi murid sokrates. Dalam pelajarannya ia sangat jauh menyimpang. Menurut pendapatnya kesenangan hidup harus menjadi tujuan, sebab itu ajarannya disebut Hindunisme. Sungguhpun euklades, antisthenes dan Aristippos masing-masing mendirikan sekolah sokrates sebagai tanda cintanya kepada gurunya, mereka bukanlah pengikut sokrates yang sepenuh-penuhnya. Murid sokrates yang sebenar-benarnya ialah Plato.

2.     PLATO
Plato dilahirkan di atena pada tahun 427 SM. Dan meninggal di sana pada tahun 347 SM, dalam usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun memegang peran penting dalam politik di Atena. Ia pun bercita-cita sejak mudanya untuk menjadi orang Negara. Tetapi perkembagan politik di masanya tidak memberi kesempatan kepadanya untuk mengikuti tidak memberi kesempatan jalan hidup yang diinginkannya.
Sejak umur 20 tahun plato mengikuti pelajaran sokrates. Sampai pada akhir hidupnya tetap menjadi pujaanya. Pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang dan sudah lebih lanjut dari pendapat gurunya. Sokrates di gambarkan sebagai juru bahasa isi hati rakyat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang saling berganti. Kekuatan demokrasi yang meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang digantikan berturut-turut oleh kekuasaan seorang tiran dan oligarky. Akhirnya membawa Atena lenyap kebawah kekuasaan asing.
Tak lama sesudah Sokrates meninggal, plato pergi dari Atena. Itulah permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya, dari tahun 399SM-381SM. Mula-mula ia pergi ke Megara, tempat Eoklides mengajarkan filosofnya.
Dengan tuduhan bahwa plato berbahaya bagi kerajaannya. Plato disuruh ditangkap dan dijual sebagai budak. Nasib baik bagi plato, dipasar budak ia dikenal seorang bekas muridnya. Annikeris dan ditebusnya sahabat-sahabat dan pengikut plato bersama-sama mengmpulkan uang untuk membangun sekolah tempat ia mengerjakan filosofinya. Juga dibangun pondok-pondok yang dihiasi dengan kebun yang indah di sekitarnya. Tempat itu diberi nama : “Akademia”. Disitulah plato sejak berumur 40 tahun, pada tahun 287 SM sampai meninggalnya dalam usia 80 tahun, mengajarkan filosofinya dan mengarang tulisan-tulisan yang tersohor sepanjang masa.
Memberi uraian dan mengajar filosofi berdasarkan dialog, bersoal jawab, adalah kerja plato yang teutama di Akademia itu. Pada tahun 367 s.M., setelah plato 20 tauhn tahun menetap dalam akademia, diterimanya undangan dan desakan dari Dion untuk datang ke Sirakusa. Dion berharap supaya plato dapat mendidik dan mengajarkan kepada raja yang masih muda itu pandangan filosofi tentang kewajiban pemerintah menurut pendapat plato. Tertarik oleh cita-citanya untuk melaksanakan teori pemerintahannya di dalam praktik, plato berangkat ke Sirakusa. Tetapi 6 tahun kemudian, pada tahun 361 s.M. hati plato terpikat lagi untuk datang ke tiga kalinya ke Sirakusa. Raja Dionysios II memandang sebagai suatu kehormatan apabila seorang filosof yang begitu tersohor berada di dalam istananya. Dengan kesabaran hati seorang filosof ia kembali ke Atena. Sejak itu ia memusatkan perhatiannya kepada academia sebagai guru dan pengarang.
Plato tidak pernah kawin dan tidak punya anak, kemenakannya SPEUSIPPOS menggantikannya mengurus akademia,

BUAH TANGAN PLATO

Tulisan plato hamper rata-rata berbentuk dialog. Jumlahnya tidak kurang dari 34 buah. Belum dihitung lagi tulisan-tulisannya yang berupa surat dan puisi. Yang sukar ialah menentukan waktu mengarangknya semuanya ditulisnya dalam masa lebih dari setengah abad.
Ada 2 pendapat yang terkemuka tentang cara memahamkan buah tangan plato :
Yang pertama cara metodik yang dikemukakan oleh F.R. SCHLEIER MACHER dalam kata pendahuluan bukuny, yang berisikan terjemah dialog-dialog plato kedalam bahasa jerman (1804-1810 dan 1828)
Yang kedua cara genetic, mengikuti perkembagnan yang dikemukakan oleh CARL FRIEDRICH HERMANN dalam bukunya tentang “sejarah dan sistem filosofi Plato”. Terbit pada tahun 1839.
Segala yang ditulisnya itu dapat ditempatkan dalam 4 massa, tiap-tiap massa mempunyai karekteristik sendiri :
Pertama karangan-karangan yang ditulisnya pada masa mudahnya ialah I. Lysis Charmides dan Euthphyron. Dalam seluruh dialog itu Pato tetap berpaling pada pendirian gurunya Sokrates dalam tulisannya yang berkepala Protagoras tajam sekali dikemukakan dipertentangan ajaran kaum sofis dengan sokrates. Tulisanya itu ditulisnya sebelum Sokratres meninggal.
Kedua , buah tangan yang ditulisnya dalam masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”. Masa itu disebut juga masa Megara, yaitu waktu Plato tinggal sementara disitu. Tulisannya dalam masa itu ialah Georgias Kratylos, Menon, Hippias, dan beberapa lainnya. Yang kemudian menjadi pusat pandangan filosofinya,
Ketiga , buah tangan yang disiapkannya di masa matangnya. Tulisanya yang terkenal dari waktu itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phidon, dan Politea buku II-X ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran plato dan menjadi dasar bagi teori pengetahuan metafisika, fisika, psikologi, etika, politik, dan estetika. Berdasarkan pandangan agama, yang terpengaruh oleh ajaran orfisme dan Phythagoras. Dan itulah inti sari dari pada filosofinya.
Keempat buah tangan yang ditulisnya, pada hari tuanya, dialog-dialog yang dikarangnya di masa itu sering dsebut Theaitetos, Sophistos, Philibos, Timaios, Kritias dan nomoi. Tetapi ada ahli-ahli yang menyangsikan keaslian beberapa dialog itu. Kedudukan logika lebih terkemuka untuk memahamkan isi Timoios seluruhnya orang harus mempuyai pengetahuan lebih dahulu tentang ilmu-ilmu special, terutama ilmu alam dan ilmu kesehatan.
Dengan keberanian yang luar biasa ia berjuang menentang yang berkusa di dunia dan berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga untuk memperbaiki dunia dan menobatkanya.

TENTANG IDEA

Intisari dari pada filosofi plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran yang sangat sulit memahamkannya. Salah stu sebab ialah bahwa pahamnya tentang idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakannya sebagai teori logika. Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi pendasar hukum bagi ilmu dn politik social dan mencakup pandangan agama. Sokrates telah mulai filosofinya dengan mencari pengertian tentang itu apa yang disebut berani, apa yang dikatakan berpaham, apa keadilan, apa adanya kebaikan?
Pengertian yang dikemukakan oleh sokrates, diperdalam oleh sokrates, diperdalam oleh Plato menjadi idea. Idea itu lain sekali hubungannya dengan pendapat orang-orang. Berlakunya idea itu untuk tidak bergantung kepada pandngan dan pendapat orang banyak. Ia timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir. Yang dicari dengan pikiran ialah idea. Idea pada hakikatnya sudah ada. Tinggal mencari saja lagi. Pokok tinjauan filosofi Plato ialah mencari pengetahuan tentang pengetahuan. Ialah bertolak dari ajaran gurunya Sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”. Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan sebagai dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi ukuran bagi plato.
Idea menurut paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk daripada keadaan yang sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Pendapat Plato tentang dunia yang tidak bertubuh merupai pendapat Parmenides tentang adanya yang satu, kekal dan tidak berubah-ubah.
Pertetangan yang hebat antara kaum sofis dan sokrates di alihkan oleh Plato kedalam dunia yang berada
Plato membagi pengertian yang ada di dalam dunia idea itu dalam 2 golongan. Pertama, pengertian budi, yang dicari Sokrates dengan normati. Pengertian budi itu akan menentukan tujuan dan nilai dari pada penghidupan etik. Kedua, pengertian matematika,pengertian matematika, yang dalam pengalaman tak pernah dilaksanakan. Dalam pandangan tidak pernah terdapat bangunan matematika yang sebenarnya. Bola yang diperbuat dengan alat teknik yang sebaik-baiknyapun tidak sempurna, tidak sama benar dengan bola dalam pengertian matematik. Pembagian pengertian dalam 2 golongan itu besar kelanjutannya dalam praktik hidup dan ilmu.
Menurut Plato, sebanyak pengertian sebanyak itu pula jenis idea. Terhadap tiap pengertian yang bersangkutan dengan barang, sifat, hubungan, ada idea yang bertepatan tetapi seluruh dunia idea itu meruakkan satu yang di dalamny terdapat pertingkatan derajat. Idea yang tertinggi ialah idea kebaikan, sebagai Tuhan yang membentuk dunia.
Dalam sistem hirarki itu dibawah idea kebaikan berada jiwa dunia yang sebagai badan yang tidak bertubuh masuk ke dunia dan menggerakkannya
Demikian seterusnya tersusun idea berturut-turut dalam urutan yang diliputi oleh kesatuan. Dalam ajaran Plato tentang idea ad suatu konsepsi yang ganjil rupanya, tetapi tetap duduknya, jika ditinjau dari cara berpikir antara dunia yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh dibentangkan suatu daerah perpisahan yangnetral. Daerah itu ialah daerah lukisan matematik.


ETIK PLATO
Seperti juga pandangan Sokrates, etik plato bersifat intelektuil dan rasionil. Dasar ajarannya ialah mencapai budi baik titik budi ialah tahu. Orang yang berpengetahuan dengan semdirinya berbudi baik. Sebab itu sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian
Tujuan hidup ialah mencapai kesenangan hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah memuaskan hawa nafsu di dunia ini. Kesenangan hidup diperoleh dengan pengetahuan yang tepat tentang nilai barang-batang yang dituju. Menurut Plato, ada dua macam budi. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak sikap hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada moral orang banyak dalam hidup sehari-hari. Tujuan budi filosofi yang terletak dalam dunia yang tidak kelihatan.
Tanda dunia idea ialah tidak berubah-ubah, pasti dan tetap dan merupakan bentuk yang asal. Itulah yang membedakannya dari dunia yang nyata.

NEGARA IDEAL
Dalam buku  republic yang menjadi tujuan hidup Plato tergambar pendapatnya tentang pembinaan Negara, masyarakat dan pendidikan. Plato hidup dalam masa Atena menempuh jalan turun setelah mencapai kedudukan yang gilang-gemilang dalam segala lapangan.
Pandangan Plato tentang Negara dan ruasnya masih terpaut pada masanya. Ialah lebih memandang kebelakang dari muka. Negara Grik, di masa itu ialah kota. Jumlah penduduknya tidak lebih daripada 2 atau 3000 jiwa. Penduduk kota ialah orang-orang merdeka, yang mempunyai milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh budak-budaknya. Diantara mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni, dan pejabat Negara. Menurut kebiasaan di waktu itu pekerjaan yang kasar dikerjakan oleh budak belian. Mereka itu tidak dianggap sebagian penduduk sebab tidak merdeka.
Negara yang ideal harus berdasar pada keadilan. Tetapi apakah keadilan? Plato mengupas masalah keadilan itu dengan panjang lebar berupa percakapan, dialog, antara sokrates dengan beberapa kawannya. Seorang Sofis bernama Thrasymachus mencoba memutuskan persoalan itu dengan mengatakan, bahwa kekuasaan adalah hokum dan keadilan adalah kepentingan golongan yang kuat. Berbagai pemerintah, baik yang demokrasi maupun yang aristokrasi atau Autokrasi, membuat undang-undang kepentingan mereka masing-masing.
Golongan tengah ialah penjaga atau “pembantu” dalam urusan Negara. Terhadap keluar tugas mereka mempertahankan Negara dari serangan musuh.
Golongan atas ialah kelas pemerintah atau filosof. Mereka terpilih dari yang paling cakap dan terbaik dari khas penjaga, setelah menempuh pendidikan dan latihan special untuk itu. Tugas mereka ialah membuat undang-undang dan mengawasi pelaksanaanya. Mereka memangku jabatan tertinggi.
Plato berpendapat bahwa dalam tiap-tiap Negara segala golongan dan segala orang-orang adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya. Kesejahteraan semua itulah yang menjadi tujuan yang sebenarnya. Oleh karena Negara ideal tergantung kepada budi penduduknya, pendidikan menjadi urusan yang terpenting. Menurut Plato pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas menjadi urusan Negara, supaya mereka terlepas dari pengaruh orangtuanya. Dasar yang utama bagi pendidikan anak-anak ialah gimnastik (senam) dan musik. Tetapi gimnastik di dahulukan, karena menyehatkan badan dan pikiran.
Banyak pengarang yang menamakan ciptaan Plato tu suatu sistem sosialisme. Tetapi jika ditinjau benar-benar Negara ideal itu hanya merupakan Negara social yang tujuannya menghilangkan kemiskinan dan menegakkan keadialan.

3.     ARISTOTELES

Aristoteles lahir di Stageria pada semenajung Kalkidike di Trasia (Balakan) pada tahun 384 s.M. dan meninggal di Kalkisa pada tahun 322 s.M. ia mencapai umur 63 tahun. Bapaknya yang bernama Machaon adalah seorang dokter istana pada raja Macedonia Amyntas II. Dari kecil ia mendapat asuhan dari bapaknya sendiri. Ia mendapat pelajaran dalam hal teknik membedah. Karena itu perhatiannya banyak bertumpah kepada ilmu-Ilmu alam, terutama ilmu biologi. Sampai berumur 18 tahun pendidikannya dipimpin oleh bapaknya.
Tatkala bapaknya meninggal, ia pergi ke Atena dan belajar pada Plato di Akademia. 20 tahun lamanya Aristoteles menjadi murid Plato dan bergaul dengan dia. Ia rajin membaca dan mengumpulkan buku-buku. Dirumahnya disusunya suatu bibliotik. Itulah bibliotik yang pertama yang dapat di Atena. Plato mempunyai penghargaan yang besar terhadap muridnya dan rumah dia itu diberi nama julukan “rumah pembaca”.
Aristoteles memperoleh pengetahuan yang universal. Kecerdasannya yang luar biasa, yang menjadi pembawaan dirinya, memudahkan ia menguasai sampai mendalam samapi hamper segala ilmu yang diketahui pada masanya. Ia mengakui, bahwa hakekat daripada sesuatu tidak terletak pada keadaan bendanya, melainkan pada pengertian adanya, pada idea. Tetapi idea itu tidak terlepas sama sekali dari keadaan yang nyata. Aristoteles membagi adanya itu dalam berbagai lingkungan seperti fisika, biologi, etika, politik dan psikologi. Dan adanya yang dipelajarinya dalam lingkungan itu ialah kenyataan-kenyataan yang kelihatan.
Setelah plato meninggal, Aristoteles meninggalkan Atena bersama-sama dengan Xenokrates, kawannya belajar di akademia. Waktu itu ia mencapai usia 38 tahun. Setelah 29 tahun duduk belajar di Atena ia ingin berkeliling dunia untuk meluaskan pandanganya.
Aristoteles dan Xenokrates berangkat kesebuah kota kecil di pantai Asia Minor. Hermeias kemudian menikahkan dia dengan anak saudaranya yang perempuan, bernama Phityas. Aristoteles bertolak ke kalkis, sutu tempat yang terletak dipulau Eubua. Disana ia mempunyai sebuah rumah yang terpelihara baik dengan pekarangannya serta tanah yang cukup luas. Tetapi belum lagi setahun disitu ia jatuh sakit. Penyakit perut yang membawa  ia maut. Pada tahun 322 s.M. Aristoteles menghembuskan nafas yang penghabisan dalam usia 63 tahun. Diantara buah tanganya yang berkumpul kemudian banyak yang masih beru pa catatan kuliah.

PANDANGAN ARISTOTELES
Aristoteles sependapat dengan gurunya, bahwa tujuan yang terakhir dari pada filosofi ialah pengetahuan tentang adanya dan umum. Juga dia mempunyai keyakinan, bahwa kebenaran yang sebenarnya hanya dapat dicapai dengan jalan pengertian. Pandangan lebih realis dari pandangan Plato, yang selalu didasarkan pada yang abstrak

LOGIKA
Aristoteles terkenal sebagai “Bapak” logika. Itu tidak berarti , bahwa sebelum dia tidak ada logika. Tiap uraian ilmiah berdasarkan logika. Logika tidak lain berpikir secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan akibat. Segala orang ilmiah dan ahli filosofi sebelumnya Aristoteles mempergunakan logika sebaik-baiknya.
Inti sari dari pada ajaran logikanya ialah syylogismas. Disalin dengan bahasa Indonesia boleh disebut silogistik. Atau dapat pula dipakai kata natijah, berasal dari bahasa arab. Silogistik maksudnya uraian berkunci, yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri. Suatu misalnya daripada silogistik itu ialah semua orang bakal mati. Aristoteles merasa bangga dengan pendapatnya itu. Dan filosofinya yang besar imanuel Kant mengatakan 21 abad kemudian, bahwa sejak Aristoteles logika tidak maju selangkah pun dan tidak pula dapat mundur. Sebabnya ialah karena logika bergantung kepada pengalaman yang berlungu dari generasi ke generasi seperti ilmu lainnya. Aristoteles membagi logika dalam 3 bagian, yaitu mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dan membuktikan atau menerangkan. Pengertian tentang yang ada hanya itu dibagi dalam 10 macam, yang disebut kategori. Kategori yang 10 ialah :
1.      Substansi (barang), kesannya manusia, kuda
2.      Kuantita (jumlah) , misalnya 2 atau 3 ekor panjang
3.      Kwalita (sifat), misalnya putih, beradab
4.      Realis (hubungan), misalnya 2 kali, setelah lebih besar
5.      Tempat, misalnya dipasar, dalam lyceum
6.      Waktu, misalnya kemarin, tahun yang lalu
7.      Sikap, misalnya tidur, duduk
8.      Keadaan, misalnya bersepatu, bersenjata
9.      Kerja (aktif), misalnya memotong, membakar
10.  Menderita (pasif), missal dipotong, dibakar

Menurut Aristoteles, realita yang obyektif tidak saja tertangkap dengan pengertian, tetapi juga bertepan dengan dasar-dasar metafisik dan logika yang tertinggi. Dasar itu ada 3. pertama, semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri.
Ini terkenal sebagai identika. Kedua dari 2 pertanyaan tentang suatu, dimana yang satu mengiakan dan yang lagi menindahkan, hanya satu yang benar. Ini disebut hokum penyangkalan (kontradiksi). Inilah menurut Aristoteles yang terpenting dari segala prinsip. Ketiga, antara 2 pernyataan yang bertentangan mengiadakan dan meniadakan, tidak mungkin ada pernyataan yang krtiga. Dasar ini disebut hokum penyingkaran yang ketiga. Menurut Aristoteles, adanya yang sebenarnya ialah yang umum dan berpengetahuan tentang itu ialah pengertian. Dalam hal ini ia tetap masih mengikuti Plato. Yang ditentangnya dalan ajaran gurunya ialah berpisah yang absolute antara yang umum dan yang khusus, antara idea dan gambaranya, antara pengertian dan pemandangan, antara ada dan menjadi.

METAFISIKA
Metafisikanya Aristoteles berpusat pada persoalan “barang” dan bentuk. Dalam uraian yang lalu. Bentuk dikemukakannya sebagai pengganti pengertian idea Plato yang ditolaknya. Bentuk ikut serta memberikan kenyataan kepada benda. Tiap-tiap benda di dalam dunia yang lahir ini adalah barang yang berbentuk barang atau materi dalam pengertian Aristoteles berlahir dan dari pendapat biasa tentang materi.
Segala perubahan itu ada empat sebabnya yang pokok. Pertama, barang yang memungkinkan terjadi sesuatu atasnya dan dengannya. Sebab itu disebut sebab barang. Kedua, bentuk yang terlaksana di dalam barang. Ini disebut sebab bentuk. Ketiga, sebab yang datang dari luar. Sebab gerak yang diuraikan tadi. Ini sebab dan tujuan. Dalam hal ini terdapat perbedaan yang besar antara Aristoteles dan Demokritos. Demokritos menganggap segala kejadian di dalam itu sebagai gerak mekanisme yang tidak berjiwa, gerak hubungan dan gerak pisah menurut hokum-hukum mekanik atas atom dan lapang yang kosong. Aristoteles memandang perubahan di alam dari potensia menjadi aktualita seperti perkembangan biji yang mengandung kemingkinan di dalamnya menjadi pohon yang hidup menurut hokum yang tidak kelihatan.
Dengan pandangan metafisika senacam itu Aristoteles meletakkan dasar bagi prinsip perkembangan.



FILOSOFI ALAM
Tulisan Aristoteles yang terbanyak mengenai masalah alam. Ia menulis tentang  langit dan bintang-bintang, tentang gerak timbul dan lenyap, tentang jenis hewan dan sejarahnya, tentang tumbuh-tumbuhan dan jiwa. Pengetahuan yang luas itu berdasarkan pengamatan dan pengalaman, tidak saja mengagumkan orang pada masanya, malahan mempengaruhi juga jalan semuanya yang berhubungan dengan materi dan bahan-bahan yang bergerak dan diam. Perubahan atau gerakan dalam arti luas dapat dibagi dalam timbul dan lenyap. Gerakan dalam arti yang terbatas merupakan perubahan kwantita, perubahan kwalita dan perubahan tempat. Perubahan tergantung pada tempat dan waktu. Menurut Aristoteles alam ada untuk selama-lamanya. Bumi kita ini terbentuk dari anasir-anasir yang empat seperti yang dikemukakan oleh Empedokles ; api, air, udara, dan tanah. Anasir-anasir itu adlah pemengku sifat-sifat yang bertentangan : berat dan ringan, panas dan dingin, kering dan basah. Makin ke bumi makin berat. Makin ke langit makin ringan.
Dalam sistem Aristoteles, ilmu jiwa psikologi adalah bagian dari biologi. Ia mengemukakan tiga jenis jiwa yang berurutan sifat kesempurnaannya. Pertama, jiwa tanaman yang tujuannya menghasilkan dan melaksanakan pertumbuhan. Kedua jiwa hawa. Disebelah melaksanakan petumbuhan jiwa dan hewan mempunyai perasaan dan keinginan dan mendorong hewan sanggup bergerak dalam tempat. Ketiga , jiwa manusia yang selain dari mempunyai perasaan dan keinginan juga mempunyai akal.
Ia meragukan tiga macam bentuk tata negara, yaitu :
1.      Monarki atau basileia
2.      arisrokrasi, yaitu pemerintah oleh orang-orang yang sedikit jumlahnya
3.      Politeia atau menurut etik Aristoteles disebut “timokrasi”, yaitu pemerintahan berdasarkan kekuasaan seluruh rakyat. Dalam istilah sekarang disebut “demokrasi”

No comments:

Post a Comment