Turunnya Al Qur'an
1. Menurut pendapat yang
kuat,surat atau ayat yang pertama kali turun adalah Al-Alaq ayat 1-5
“”
“Bacalah dengan (menyebut) Nama
Tuhanmu yang menciptakan,1) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah 2) Bacalah dan Tuhanmulah
yang paling pemurah,3) yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam 4)
Diamengajarkankepada manusia apa yang tidak diketahui 5)”[1]
2. Turunnya al-qur’an disebut
Lailatul Qadr atau Q.S. Al-Qadr : 1
“Sesungguhnya Kami
telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada malam kemuliaan”[2]
Juga disebut lailatul mubarokah Al-Dukhon
: 3
“Sesungguhnya Kami
menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang member peringatan”[3]
Pada bulan romadhon
“Beberapa hari
yang ditentukan itu ialah) bulan Romadhon, bulan yang di dalamnya diturunkan
(permulaan) Al-qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan mengenai
petunjuk itu”[4]
Adapun mengenai
tanggalnya di dalam Al-qur’an tidak disebutkan
secara jelas , melainkan dikatakan bahwa Al-qur’anitu diturunkan pada
“Yaumul Furqan”yang bertepatan dengan hari “bertemunya dua pasukan “ di medan
perang.QS.Al-Anfal :41
“…orang-orang
miskin dan ibnu sabiil, Jika kamu beriman kepada Allah dan kepada apa , yang
kami turunkan kepada hamba kami (Muhammad) di hari furqan, yaitu di hari
bertemunya dua pasukan”[5]
3.
Ayat yang terakhir turun menurut pendapat yang terkuat ialah Q.S
Al-Maidah : 3
“Pada hari ini
telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Kucukupkan kepada-mu
ni’mat-Ku, dan telah Kuridlai Islam itu jadi agama bagimu”[6]
Pendapat lain Q.S Al-Baqoroh : 278 tentang riba :
“Hai orang-orang
yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba (yang belum
dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman”.[7]
Ada pula yang
berpendapat Q.S Al-Baqoroh 281
“Dan peliharalah
dirimu dari (azab yang terjadi pada)
hari yang pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah. Kemudian
masing-masing diri diberi balasan yang sempurna terhadap apa yang telah
dikerjakannya, sedang mereka sedikitpun tidak dianiaya”.[8]
Ada juga yang
mengatakan Q.S Al-Baqoroh : 282 tentang utang piutang
“Hai orang-orang
yang beriman, apabila kamu bermu’amalah tidak secara tunai untuk waktu yang
ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya”.[9]
Ada lagi yang
berpendapat Q.S Al-Nisak : 176
“Mereka meminta
fatwa kepadamu (tentang kalalah) Katakanlah”Allah memberi fatwa kepadamu
tentang kalalah (yaitu); Jika seorang meninggal dunia, dan ia tidak mempunyai
…”.[10]
4.
Fatratul wahyi
(terputusnya wahyu)
Wahyu yang kedua kalinya turun Q.S Al-Mudatsir 1-7
“Hai orang yang
berkemul (berselimut)1) bangunlah,lalu beri peringatan! 2) dan Tuhanmu
agungkanlah,3) dan pakaianmu bersihkanlah,4) dan perbuatan dosa tinggalkanlah
5) dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh (balasan) yang lebih
banyak”[11]
Sehabis itu wahyu
terputus ,nabi tidak pernah menerima wahyu beberapa lama :akhirnya turun Q.S
Al-Dluha : 1-11
“Demi waktu
matahari sepenggalah naik 1) dan demi malam apabila telah sunyi 2) Tuhanmu
tiada meninggalkan kamu dan tiada (pula) benci kepadamu3) dan sesungguhnya
akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan 4) Dan kelak Tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu,lalu (hati) kamu menjadi puas 5) Bukankah Dia mendapatimu
sebagai seorang yatim,lalu Dia melindungimu, 6) Dan Dia mendapatimu sebagai
seorang yang bingung,lalu Dia memberikan petunjuk 7) Dan Dia mendapatimu
sebagai seorang yang kekurangan,lalu Dia memberikan kecukupan 8) Adapun
terhadap anak yatim maka janganlah kamu berlaku sewenang-wenang 9) Dan terhadap
orang yang meminta-minta maka janganlah kamu menghardiknya, 10) dan terhadap
nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (dengan bersyukur)11)”.[12]
Ada yang mengatakan
yang turun kedua kalinya adalah Q.S Al-Muzammil :
“Hai orang yang
berselimut (Muhammad),1) bangunlah (untuk sembahyang) di malam hari,kecuali
sedikit (dari padanya),2) (yaitu) seperduanya atau kurangilah dari seperdua itu
sedikit 3)”.[13]
5.
Al-Qur’ diturunkan selama 22 tahun 2 bulan 22 hari secara tadrij atau
berangsur-angsur.
Hiknah turunnya berangsur-angsur :
a.
Untuk menguatkan dan mengokohkan hati Rasulullah sendiri. Q.S
Al-Furqon 32
“Berkatalah orang-orang yang kafir:”Mengapa
Al-Qur’an itu tidak diturunkan kepadanya
sekali turun saja? Demikianlah supaya Kami datangkan kepadamu suatu yang benar
dan yang paling baik penjelasannya”.[14]
b.
Untuk memudahkan bagi kaum muslimin yang pada masa itu umumnya masih
buta huruf,untuk mempelajari dan menghafalkan serta menerangkan ayat-ayat
Al-Qur’anitu dalam kehidupan mereka sehari-hari Q.S Al-Israk 106
“Dan Al-Qur’an itu telah kami turunkan dengan
berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami
menurunkannya bagian demi bagian”.[15]
c.
Untuk menyesuaikan dengn kepentingan Rasulullah dan kaum muslimin serta
perkembangan-perkembangan yang mereka alami dari masa ke masa.
d.
Hal ini sngat sesuai dengan sunatullah yang berlaku di alamini. Semua
dari yang kecil menjadi besar, dari dari
sedikit berangsur-angsur menjadi banyak.
PEMELIHARAAN AL-QURAN DIMASA NABI
1.
Karena nabi seorang yang umi (buta huruf) maka perhatian nabi hanya
kepada menhafal dan menghayati,
“Dia-lah yang mengutus kepada kaum yang buta
huruf seorang Rasul di antara mereka,yang membacakan ayat-ayat Nya kepada
mereka,mensucikan mereka dan mengajarkan
kepada mereka Kitab dan hikmah. Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar
dalam kesesatan yang nyata”.[16]
Namun kemudian menyuruh Kuttab (penulis) untuk
menuuliskan ayat-ayat yang baru diterima :Sekretaris nabi yang termashur
a.
Abu Bakar Asd-Sidiq j Muhammad bin Maslamah
b.
Umar bin Khathab k.
Abban bin Sa’ad bin Al-As
c.
Usman bin Affan l. Khlalid bin Sa’id (saudara Abban)
d.
Ali Bin AbiThalib m.Tsabir
bin Qais
e.
Ubay bin Ka’ab bin Qays n.
.Hanzalah bin rabi’
f.
Zayd bin Tsabid o. Khalid bin Walid
g.
Az-Zubair bin Awwam p.
.Abdullah bin Al-Arqam
h.
Mu’awiyah bin Abu Sufyan q.
.Al-A’la bin Utbah
i.
Al-Arqam bin Aslamah r.
. Syurahbil bin Hasanah
Kecuali
banyak sekretaris Nabi, kebiasaan orang Qurais menghafal silsilah membuat
mereka mudah menghafal Al-qur’an.Banyak hafidhil quran semprna di kalangan
shahabat.
Selain
itu para shahabat ada yang terkenal sebagai guru mengajar Al-Qur’an kepada
sesamanya dan kepada tabi’an-tabi,in.mereka itu
ialah :
1.
Usman bin Affan 5.
Ibnu Mas’ud
2.
Ali bin Abi Thalib 6.
Abu darda’
3.
Ubay bin Ka’ab 7.
Abu Musa Al-Asy’ary
4.
Zaid bin Tsabit
Mereka menghafal dengan mudah,dasar Al-qur’an
itu mudah dihafal. Q.S Al-Qomar 17
“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Qur’an untuk pelajaran,maka adakah orang
yang mengambil pelajaran?”[17]
2.
Ada beberapa faktor yang menjamin kemurnian Al-Qur’an pada masa itu. Di
antaranya
a.
Hafalan yang sangat kuat dari para shahabat,
b.
Naskah Al-Qur’an yang ditulis untuk Nabi,
c.
Naskah yang ditulis oleh oleh penulis wahyu untuk dirinya sendiri,
d.
Tadarus Al-Qur’an yang dilakukan oleh malaikat Jibril dan Nabi setahun
sekali. H.R Bukhari
e.
Chekking nabi terhadap hafalan para sahabat setiap saat. Dan
rupa-rupanya demikian Allah menjaga kemurnian Al-Qur’an. Sebagaimana Q.S.
Al-Hijr 9
“Sesunguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an,
dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya”[18]
PEMELIHARAAN AL-QUR’AN PADA MASA SAHABAT
1.
Pada masa Abu bakar.
Pada masa Abu bakar al-quran Al-qur’an dikumpulkan menjadi mushaf.atas
ushul Umar bin Khathab dengan alasan banyak hafidhil qur’an yang gugur sahid
pada saat perang Yamamah yaitu perang membrantas nabi palsu “Musailamah
Al-Kazaab”. Adapun jumlah hafidhil qur’an yang gugur sebanyak 70 orang.
Dalam menyalin kembali Al-Qur’an, Abu Bakar menetapkan pedoman sebagai
berikut :
a.
Penulis berdasarkankepada sumber tulisan Al-Qur’an yang pernah ditulis
pada masa Rasul, yang tersimpan di kediaman Rasul s.a.w.
b.
Penulisan berdasarkan kepada sumber hafalan para sahabat yang hafal
Al-quran.
Setelah Abu Bakar meninggal mushaf disimpan di rumah Hafshah tidak di rumah
Umar dengan alasan :
a.
Hafsah adalah isteri rasuldan anak Khalifah
b.
Hafsah itu pandai menulis dan membaca
2.
Pada masa Usman terjadi perselisihan yang hebat di antara penduduk dalam
soal bacaan al-Qur’an Khuzifah minta
kepada khalifah supaya secepatnya memperbaiki keadaan tersebut dan segera mengatasi perselisihan bacaan
Al-Qur’an agar umat Islam tidak berselisih tentang kitab seperti umat Yahudi
dan Nasrani. Al-Qur’an ditulis oleh Zaid
karena yang terbaik tulisannya dan didektekan oleh Sa’id yang paling menguasai
bahasa Arab.
Dengan demikian khalifah Usman dapat mengatasi benih-benih perpecahan
dikalangan umat dalam masalah bacaan Al-Qur’an.
Ada beberapa keistimewaan Mushaf Usmani ini, di antaranya :
a.
Mushaf ini ditulis berdasarkan kepada riwayat yang mutawatir
b.
Mushaf meninggalkan ayat yang dinasah bacaannya,
c.
Tertib susunan ayat dan surat
sesuai dengan tertib ayat dan surat yang dikenal sekarang ini
d.
Penulisan berdasarkan cara yang dapat menghimpun segi bacaan yang
berbeda-beda dan huruf-hurufnya sesuai dengan
diturunkannya Al-Qur’an tujuh huruf.
e.
Menjauhkan sesuatu yang bukan bukan Al-Qur’an.
No comments:
Post a Comment