MAKALAH
ILMU ALAMIAH
DASAR
Proses Kejadian Alam dipandang dari Sains dan Agama
Dosen Pengampu :
Agus Wasisto DDW, M.Pd
Disusun oleh :
Khidir Hidayatullah
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM MUHAMMADIYAH
(STAIM ) KLATEN
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun haturkan kepada Allah SWT, atas
rahmat dan hidayah-NYA. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan penyusunan
makalah yang berjudul “Proses
Kejadian Alam dipandang dari Sains dan Agama”. Salam dan sholawat
semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabatnya,
dan umatnya hingga hari akhir.
Makalah ini kami susun sebagai bagian dari tugas mata
kuliah ilmu alamiah dasar dan sebagai bahan diskusi mahasiswa untuk dapat memahami
hal-hal yang berkenaan dengan Proses kejadian alam dipandang dari sains dan
agama islam yang terpaut dalam Al Quran.
Dalam penyusunan makalah ini banyak kekurangan, kami
mengharapkan saran dan kritik dari
pembaca untuk kesempurnaan makalah ini. Dan semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi pembaca semuanya. Aamiin.
Klaten,
11 Desember 2012
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam perjalanan pembenrtukan alam raya ini, munculnya
manusia dimuka bumi secara nisbi masih sangant baru. Oleh sebab itu kita tidak boleh
heran bahwa sejak zaman purbakala hingga sekarang manusia dari berbagai
peradaban mencoba menemukan teori terbentuknya bumi sesuai dengan tingkat
pengembangn ilmu pengetahuan dan pemikirannya.
Perkembangan citra manusia mengenai alam raya ini
seringkali terikat sangat erat pada pengetahuan apriori yang diturunkan
kepadanya melalui otoritas. Hal ini menyebabkan bahwa pandangan tentang alam
raya sulit diuji kebenarannya melalui pengalaman.
Allah SWT. Menurunkan Al-Quran kepada manusia 14 abad
yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi pada abad
ke-21, yang telah difirmankan Allah SWT. didalam Al-Quran. Didalam Al-Quran
terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai beberapa hal
seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran tersebut
telah sesuai dengan penemuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah hal
terpenting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firman Allah
SWT.
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa saja teori-teori pembentukan alam semesta?
b.
Bagaimana pembentukan alam semesta dalam perspektif sains?
c.
Bagaimana pembentukan alam semesta dalam perspektif Al-Qur’an?
1.3 Tujuan Masalah
a. Mengetahui teori-teori pembentukan alam semesta
b. Mengetahui pembentukan alam semesta dalam perspektif
sains
c. Mengetahui pembentukan alam semesta dalam perspektif
Al-Qur’an
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Teori-Teori
Pembentukan Alam Semesta
- Teori Kabut
Teori kabut dikemukakan oleh dua orang ilmuan yaitu Imanuel
Kant (1724-1804) seorang ahli filsafat bangsa Jerman dan Piere
Simon Laplace (1749-1827) ahli astronomi bangsa Perancis. Kant
mengemukakan teorinya tahun 1755, sedangkan Laplace mengemukakan tahun 1796
dengan nama Nebular Hypothesis.
Pada akhir abad ke-19 teori kabut disanggah oleh beberapa
ahli seperti James Clark Maxwell yang memeberikan kesimpulan bahwa bila bahan
pembentuk planet terdistribusi disekitar matahari membentuk suatu cakram atau
suatu piringan, maka gaya yang disebabkan oleh perbedaan perputaran (kecepatan
anguler) akan mencegah terjadinya pembekuan planet. Pada abad ke-20 percobaan
dilakukan untuk membuktikan terbentuknya cincin-cincin Laplace, menunjukkan
bahwa medan magnet dan medan listrik matahari tekah merusak proses pembekuan
batu-batuan. Jadi tidak ada alasan yang kuat un tuk menyatakan bahwa cincin gas
dapat membeku membantuk planet.
B. Teori
Planetisimal
Teori planetisimal pertama kali
dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R.
Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata
surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.
C. Teori Pasang
Surut Bintang
Teori pasang surut bintang pertama
kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries
pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis
planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.
D. Teori
Kondensasi
Teori kondensasi mulanya dikemukakan
oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada
tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari
bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
E. Teori Bintang
Kembar
Menurut teori bintang kembar, awalnya
ada dua buah bintang yang berdekatan (bintang kembar), salah satu bintang tersebut
meledak dan berkeping-keping. Akibat pengaruh grafitasi dari bintang kedua,
maka kepingan-kepingan itu bergerak mengelilingi bintang tersebut dan berubah
menjadi planet-planet. Sedangkan bintang yang tidak meledak adalah matahari.
F. Teori Ledakan
Maha Dahsyat (Big Bang)
Pada awal abad ke-21 muncul teori
ledakan maha dahsyat Big Bang, membentuk keseluruhan alam semesta sekitar 15
milyar tahun yang lalu. Jagat raya tercipta dari suatu ketiadaan sebagai hasil
dari ledakan satu titik tunggal. Pada awalnya alam semesta ini berupa satu
massa maha padat. Massa maha padat ini dapat dianggap suatu atom maha padat
dengan ukuran maha kecil yang kemudian mengalami reaksi radioaktif dan akhirnya
menghasilkan ledakan maha dahsyat.
2.2 Pembentukan
Alam Semesta Dalam Perspektif Sains
Pemahaman manusia tentang alam semesta
mempergunakan seluruh pengetahuan di bumi, berbagai prinsip-prinsip,
kepercayaan umum dalam sains (seperti ketidakpastian Heisenberg tentang
pengukuran simultan dimensi ruang dan waktu), serta berbagai aturan untuk
keperluan praktis. Melalui sebuah kerangka besar gagasan yang menghubungkan
berbagai fenomena (teori relativitas umum, teori kinetik materi, teori
relativitas khusus) coba dikemukakan satu penjelasan. Berbagai hipotesa,
gagasan awal atau tentatif dikemukakan untuk menjelaskan fenomena. Tentu
gagasan tersebut masih perlu diuji kebenarannya untuk dapat dikatakan sebuah
hukum.
Dunia fisika membahas konsep energi,
hukum konservasi, konsep gerak gelombang, dan konsep medan. Pembahasan Mekanika
pun sangat luas, dari Mekanika klasik ke Mekanika Kuantum Relativistik.
Mekanika Kuantum Relativistik mengakomodasi pemecahan persoalan mekanika semua
benda, Mekanika kuantum melayani persoalan mekanika untuk semua massa yang
kecepatannya kurang dari kecepatan cahaya. Mekanika Relativistik memecahkan
persoalan mekanika massa yang lebih besar dari 10-27 kg dan bagi semua kecepatan. Mekanika Newton
(disebut juga mekanika klasik) menjelaskan fenomena benda yang relatif besar,
dengan kecepatan relatif rendah, tapi juga bisa dipergunakan sebagai pendekatan
fenomena benda mikroskopik.
Mekanika statistik (kuantum klasik) adalah suatu teknik
statistik untuk interaksi benda dalam jumlah besar untuk menjelaskan fenomena
yang besar, teori kinetik dan termodinamik. Dalam penjelajahan akal manusia di
dunia elektromagnet dikenal persamaan Maxwell untuk mendeskripsikan kelakuan
medan elektromagnet, juga teori tentang hubungan cahaya dan elektromagnet.
Dalam pembahasan interaksi partikel, ada prinsip larangan Pauli, interaksi
gravitasi, dan interaksi elektromagnet. Medan menyebabkan gaya; medan-gravitasi
menyebabkan gaya gravitasi, medan-listrik menyebabkan gaya listrik dan
sebagainya. Demikianlah, metode sains mencoba dengan lebih cermat menerangkan
realitas alam semesta yang berisi banyak sekali benda langit (dan lebih banyak
lagi yang belum ditemukan).
Pengetahuan tentang luas alam semesta dibatasi oleh
keberadaan objek berdaya besar, seperti Quasar atau inti galaksi, sebagai
penuntun tepi alam semesta yang bisa diamati; selain itu juga dibatasi oleh
kecepatan cahaya dan usia alam semesta (15 miliar tahun). Itulah sebabnya ruang
alam semesta yang pernah diamati manusia berdimensi 15-20 miliar tahun cahaya.
Namun, banyak benda langit yang tak memancarkan cahaya dan tak bisa dideteksi
keberadaannya, protoplanet misalnya. Menurut taksiran, sekitar 90% objek di
alam semesta belum atau tak akan terdeteksi secara langsung. Keberadaannya
objek gelap ini diyakini karena secara dinamika mengganggu orbit objek-objek
yang teramati, lewat gravitasi.
Berbicara tentang daya objek, dalam kehidupan sehari-hari
ada lampu penerangan berdaya 10 watt, 75 watt dan sebagainya; sedangkan
Matahari berdaya 1026 watt dan berjarak satu sa* dari Bumi,
menghangatinya. Jika kita lihat, lampu-lampu kota dengan daya lebih besarlah
yang tampak terang. Menurut hukum cahaya, terang lampu akan melemah sebanding
dengan jarak kuadrat, jadi sebuah lampu pada jarak 1 meter tampak 4 kali lebih
terang dibandingkan pada jarak 2
meter, dan apabila dilihat pada jarak 5 meter tampak 25 kali
lebih redup.
Maka, kemampuan mata manusia mengamati bintang lemah
terbatas. Ukuran kolektor cahaya juga akan membatasi skala terang objek yang
bisa diamati. Untuk pengamatan objek langit yang lebih lemah dipergunakan
kolektor atau teleskop yang lebih besar. Teleskop yang besar pun mempunyai
keterbatasan dalam mengamati obyek langit yang lemah, walaupun berhasil
mendeteksi obyek langit yang berjuta atau bermiliar kali lebih lemah dari
bintang terlemah yang bisa dideteksi manusia. Makin
jauh jarak galaksi, berarti pengamatan kita juga merupakan pengamatan masa
silam galaksi tersebut. Cahaya merupakan fosil informasi pembentukan alam
semesta yang berguna, dan manusia berupaya menangkapnya untuk mengetahui
prosesnya hingga takdir di masa depan yang sangat jauh, yang akan dilalui
melalui hukum-hukum alam ciptaan-Nya. Pengetahuan kita tentang hal tersebut
sangat bergantung pada pengetahuan kita tentang hukum alam ciptaan-Nya; sudah
lengkap dan sudah sempurnakah, ataukah baru sebagian kecil, sehingga mungkin
bisa membentuk ekstrapolasi persepsi yang salah.
2.3 Pembentukan Alam Semesta
Dalam Perspektif Al-Qur’an
Allah SWT. Menurunkan Al-Quran kepada manusia 14 abad
yang lalu. Beberapa fakta yang baru dapat diungkap dengan teknologi pada abad
ke-21, yang telah difirmankan Allah SWT. didalam Al-Quran 14 abad yang lalu.
Didalam Al-Quran terdapat banyak bukti yang memberikan informasi dasar mengenai
beberapa hal seperti penciptaan alam semesta. Kenyataan bahwa didalam Al-Quran
tersebut telah sesuai dengan penemuan terbaru ilmu pengetahuan modern adalah
hal terpenting, karena kesesuaian ini menegaskan bahwa Al-Quran adalah Firma
Allah SWT.
Dalam Al-Quran surat Fush-shilat (41:11) yang
Artinya: “Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu
masih merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi:
"Datanglah kamu keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau
terpaksa". keduanya menjawab: "Kami datang dengan suka hati".
Kata asap dalam tersebut menurut para ahli tafsir adalh
merupakan kumpulan dari gas-gas dan pertikel-partikel halus baik dalam bentuk
padat maupun cair pada temperatur yang tinggi maupun rendah dalam suatu
campuran yang lebih atau kurang stabil.
Salah satu teori mengenai terciptanya alam semesta (teori
Big bang) disebutkan bahwa alam semesta tercipta dari suatu ledakan kosmis
sekitar 10-20 milyar tahun yang lalu mengakibatkan adanya ekspansi
(pengembangan) alam semesta. Sebelum terjadinya ledakan kosmis tersebut,
seluruh ruang materi dan energi terkumpul dalam bentuk titik.
Didalam Al-Quran dijelaskan tentang terbentuknya
alam ini (QS Al-Anbiya : 30) yang Artinya: “Dan Apakah orang-orang yang
kafir tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah
suatu yang padu (sebingkah penuh), kemudian Kami pisahkan antara keduanya. dan
dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka Mengapakah mereka tiada
juga beriman”.
Berdasarkan terjemahan dan tafsir Bachtiar Surin
(1978:692) ditafsirkannya bahwa matahari adalah benda angkasa yang menyala-nyala
yang telah berputar mengeliligi sumbunya sejak berjuta-juta tahun. Dalam
peroses perputarannya denagn kecepatan tinggi itu, maka terlontarlah
bingkahan-bingkahan yang akhirnya menjadi bumi dan beberapa benda angkasa
lainnya dari bingkahan matahari itu. Masing-masing bingkah beredar menurut
garis tengah lingkaran matahari, semakin lama semakin bertambah jauh, hingga
masing-masing menempati garis edarnya. Dan seterusnya akan tetap beredar dengan
teratur sampai batas waktu yang hanya diketahui oleh Allah SWT.
Kemudian dalam surat Adz-Dzaariyaat (51:47) yang Artinya:
“Dan langit, denag kekuasaan Kami, Kami bangun dan Kami akan memuaikannya
selebar-lebarnya”.
Teori ledakan maha dahsyat juga mengatakan adanya
pemuaian alam semesta secara terus-menerus denagn kecepatan maha dahsyat yang
diumpamakan mengembangnya permukaan balon yang sedang ditiup yang
mengisyaratkan bahwa galaksi akan hancur kembali. Isyarat ini sudah dijelaskan
dalam surat Al-Anbiya’ (21:104) yang Artinya: “(yaitu) pada hari Kami gulung
langit sebagai menggulung lembaran - lembaran kertas. sebagaimana Kami telah
memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu
janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya”.
Dalam surat Ath-Tholaq (65:12) yang Artinya: “Allah-lah
yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula bumi. perintah Allah Berlaku
padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu,
dan Sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu”.
Ayat
ini mengisyaratkan bahwa ruang angkasa terdiri dari 7 lapis.
Didalam surat As-Sajada (32:4) yang Artinya: “Allah
lah yang menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya dalam
enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy[1188]. tidak ada bagi kamu
selain dari padanya seorang penolongpun dan tidak (pula) seorang pemberi
syafa'at[1189]. Maka Apakah kamu tidak memperhatikan”.
[1188] Bersemayam di
atas 'Arsy ialah satu sifat Allah yang wajib kita imani, sesuai dengan
kebesaran Allah dsan kesucian-Nya.
[1189] Syafa'at: usaha
perantaraan dalam memberikan sesuatu manfaat bagi orang lain atau mengelakkan
sesuatu mudharat bagi orang lain. syafa'at yang tidak diterima di sisi Allah
adalah syafa'at bagi orang-orang kafir.
Uraian penciptaan langit dan bumi dan apa-apa yang ada
diantara keduanya, terdapat dalam surat Fush-Shilat ayat 9, 10 dan 12 yang Artinya:
“Katakanlah: "Sesungguhnya Patutkah kamu kafir kepada yang menciptakan
bumi dalam dua masa dan kamu adakan sekutu-sekutu bagiNya? (yang bersifat)
demikian itu adalah Rabb semesta alam".
Artinya: “Dan Dia menciptakan di bumi itu
gunung-gunung yang kokoh di atasnya. Dia memberkahinya dan Dia menentukan
padanya kadar makanan-makanan (penghuni)nya dalam empat masa”. (Penjelasan
itu sebagai jawaban) bagi orang-orang yang bertanya.
Artinya: “Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam
dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit
yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha mengetahui”.
Dengan perincian penafsirannya sebagai berikut :
1. Tahap pertama
penciptaan bumi 2 rangakain waktu.
2. Tahap kedua
penyempurnaan bumi 2 rangkaian waktu.
3. Tahap ketiga
penciptaan angkasa raya dan planet-planetnya 2 rangkaian waktu.
Jadi terbentuknya alam raya ini terjadi dalam 6 rangkaian
waktu atau 6 masa. Selain surat-surat tersebut diatas masih
banyak lagi yang menjelaskan tentang terbentuknya alam raya ini, namun dari
yang telah kami sampaikan dalam ringkasan ini terlihat bahwa secara umum proses
terciptanya alam raya ini berlangsung dalam 6 masa, dimana tahapan-tahapan
dalam proses tersebut saling berkaitan. Disebutkan juga bahwa terciptanya alam
raya ini terjadi melalui proses pemisahan massa yang tadinya satu.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Dari pembahasan tentang perkembangan pemikiran tentang
terbentuknya alam raya, yang diungkapkan melalui pendapat / pemikiran dari
berbagai peradaban, teori-teori yang dikemukakan dari beberapa ilmuan serta
dari pandangan Islam berdasarkan Al-Quran, maka dapat disimpulkan bahwa
perkembangan tentang pemikiran tentang terbentuknya alam semesta sudah sejak
lama telah menjadi bagian pemikiran manusia, begitu juga pendapat-pendapat dari
berbagai peradaban, begitu banyak teori-teori yang muncul tentang terbentuknya
alam raya ini.
Dari sekian banyak teori-teori yang dikemukakan oleh para
ilmuan ternyata ilmuan modern menyetujui bahwa Teori Ledakan Maha Dahsyat (Teori
Big Bang) merupakan satu-satunya penjelasan masuk akal dan yang dapat
dibuktikan mengenai asal mula alam semesta dan bagaimana alam semesta muncul
menjadi ada. Namun perlu kita sadari bahwa jauh sebelum para ahli mengemukakan
teori Big Bang, ayat-ayat Al-Quran telah secara jelas menceritakan bagaimana
alam semesta ini terbentuk dalam 6 masa.
Demikian, sebagai umat muslim yang berpegang teguh kepada
Al Qur’an maka hendaklah kita menjaga, merawat, dan melestarikan alam ciptaan
Allah ini. Semoga Allah SWT. melimpahkan rahmat-Nya untuk kita semua, Aamiin.
DAFTAR PUSTAKA
Trianto. 2007. Wawasan Ilmu
Alamiah Dasar Prespektif Islam dan Barat. Jakarta: Prestasi Pustaka
Baiquni, Ahmad. 1997. Al-Qur’an
dan Ilmu Pengetahuan Kealaman. Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Primayasa
Mawardi, Nur Hidayat. 2000. Ilmu Alamiah Dasar, Ilmu Sosial Dasar, Ilmu
Budaya Dasar. Jakarta: CV Pustaka Setia
No comments:
Post a Comment