Sejarah adalah gambaran tentang apa
yang dilakukan manusia pada masa lalu. Jadi obyek sentralnya adalah manusia.
Inti yang dibicarakan antara lain: Siapakah dia, perbuatan dan tindakan apa
yang pernah dilakukan, bagaimana pandangannya dengan segi tertentu secara
menonjol pernah diperankan, ada kejadian apa saja ketika peran itu terjadi,
bagaimana keadaan situasi yang mengitarinya, lalu interpretasi tokoh tersebut
terhadap lingkungan di mana ia berada dan akhirnya tafsir serta penjelasan dari
penulis sejarah sendiri. Inilah hal-hal yang seharusnya diperhatikan oleh para
peneliti dan penulis sejarah, jika hendak menghasilkan karya sebaik yang dapat
ia lakukan.
Ada tiga tokoh ilmu pendidikan pada zaman dulu
yaitu : Socrates, Plato dan Aristoteles. Mereka pada zamannya memiliki
keahliaan misalnya ahli dalam ilmu politik, ilmu agama, ilmu kebudayaan, ilmu
pendidikan, ilmu ekonomi, dan masih banyak lagi. Materi sejarah yang dimuat
dalam uraian pada bab ini difokuskan dalam hal-hal yang berkaitan langsung
dengan bidang ilmu jiwa perkembangan yaitu tentang keadaan dan tingkah laku
manusia , khususnya yang tengah berkembang dalam kerangka dibidang pendidikan.
Jadi intinya manusia dengan berbagai kodrat alamiahnya untuk berkembang yang
kesemuanya ini diteliti dan dicatat secara sistematis dan catatan tersebut
kemudiaan dipergunakan sebagai pangkai tolak atau bahan pertimbangan bagi usaha
pendidikan.
Selanjutnya ada satu hal,tetapi amat
penting dalam dunia sejarah yakni tentang “obyektivitasnya”. Oleh karena,
obyektivitas telah menjadi kesepakatan para ahli agar senantiasa terjaga
dikalangan peneliti dan penulis sejarah. Penulis beranggapan, bahwa pemaparan
sejarah tidak bias subyektif mungkin. Disebabkan sering terjadi unsur kekuatan
dan kekuasaan, mempengaruhi terciptanya kejernihan nilai sejarah. Ini
membuktikan bahwa siapa yang kuat dan berkuasa dapat mempengaruhi haluan suatu
sejarah. Pengertian “kekuatan dan kekuasaan“ bisa bermacam-macam. Kekuatan dan
kekuasaan itu berwujud dominasi dibidang ilmu pengetahuan. Maksudnya suatu
bangsa atau kelompok yang memiliki keunggulan dibidang ilmu, hal sejarah ilmu
jiwa perkembanganya pun, kita akan menjumpai sederet tokoh dan pendapat
mereka,yang sebagian besar terdiri dan ditulis menurut versi orang-orang bangsa
barat.
Pembagian zaman (periodesasi) sejarah
ilmu jiwa perkembanganya.Periode yang paling awal yakni zaman Yunani dan Romawi
kuno, dan diakhiri dengan menggambarkan keadaanya dizaman modern ini. Karena
sistematika pembagian tersebut memang bervariasai, maka kemungkinan yang bias
ditangkap dan dipahami para pembaca juga berbeda-beda pula antara seorang
dengan orang lain. Bagi penyusun tulisan ini, yang lebih perlu diutamakan ialah
bahwa pembagiaan sebagai dimaksud hendaknya berkesinambungan antara satu periode
(zaman) dengan periode berikutnya. Atau jangan sampai ada periode yang terputus
sedemikian jauhnya, sehingga mengundang tanda tanya dikalangan pembaca.
Misalnya diuraikan sejarah ilmu jiwa perkembangannya pada zaman Yunani dan Romawi
kuno sekitar 450 sebelum Masehi sampai zaman Augustinus yang wafat tahun 430 M ,lalu meloncat kepada
zaman Renaissance pada sekitar tahun 1300 M terus sampai pada keadaan dizaman Modern
dewasa ini.orang pun jadi bertanya : Kenapa terjadi tenggang waktu kosong
hampir 900 tahun lamanya ? Periode sejarah ilmu jiwa perkembangan dalam
karangan ini dibagi menjadi 5, yaitu:
Ø Zaman Yunani dan
Romawi Kuno
Ø Zaman
tersebarnya agama Nasrani
Ø Zaman islam di
Timur Tengah
Ø Spanyol, zaman
Renaissance
Ø Zaman Modern
Lebih jelasnya , masing-masing periode
hendak diuraikan satu persatu sebagai berikut:
A.
Zaman Yunani dan Romawi Kuno
Dikatakan “ Kuno “,sebab zaman itu
telah berlalu lama sekali, lebih dari 2.000 tahun yang silam. Zaman ini sebagai
titik mulanya karena pada saat itu dikedua Negara tersebut muncul sejumlah
tokoh pemikir yang telah melahirka “filsafat “.Dari filsafat itu asal usulnya
ilmu tentang manusia ,ilmu pendidikan dalam kerangka upaya meningkatkan mutu
kehidupan manusia, menyusul bagian dari pendidikan yaitu Ilmu jiwa, dan dari
ilmu jiwa ini salah satu cabangnya adalah ilmu jiwa perkembangan. Fokus
perhatian kita adalah menelusuri pendapat dan pandangan para imuwsan masa lalu
,mengenai manusia, khususnya yang masih barada dalam proses perjalanan hidup menuju
tingkat kedewasaan. Yang kita cari adalah pandangan para ahli tentang manusia
yang tengah berkembang.Yang menjadi pokok kajian sejarah ilmu
perkembangan,dalam periode ini adalah pandangan para ahli disekitar kehidupan
anak. Misalnya apakah anak itu menurut mereka berbeda dengan orang dewasa? Jika
berbeda dalam hal apa saja ?
Tokoh-tokoh ilmu pengetahuan pada
zaman Yunani dan Romawi Kuno antara lain :
1.
Socrates (469- 399 ) terkenal
sebagai filosuf besar bangsa Yunani, yang memandang amat penting kedudukan “moral” bagi kehidupan
manusia. Ia merumuskan pendapat bahwa manusia memiliki akal. Dengan akal
manusia berpikir, dengan berpikir bisa menghasilkan pengetahuan. Jadi
pengetahuan adalah kebajikan atau usaha mengembangkan daya piker manusia, tetap
daya piker manusia baru sempurna ketika telah mamasuki usia dewasa.Bagi
Socrates anak kecil pun sudah memilki daya piker yang sempurna.
2. Plato (427- 347 SM)
Plato berpendapat akal pikiran adalah
posisi yang utama dalam kehidupan
ma nusia.Menurutnya dengan akal
pikiran seseorang dapat mencapai tingkat kebenaran yang hakiki.Menurut Plato
manusia memiliki 3 kekuatan jiwa, yaitu : pikiran yang terletak di kepala,
kemauan /kehendak yang terletak didalam dada, dan nafsu keinginan yang berada
dalam perut. Teori tentang 3 kekuatan jiwa tersebut di
kenaldenganistilah“richotomi”.
Plato tidak mengakui eksistensi panca
indera manusia karena manusia hidup dengan pikiran, kemauan, dan nafsu bukan
dengan panca indera. Plato menentukan standar penempatan berdasarkan tingkat
usia seseorang yaitu umur 10 tahun untuk golongan pekerja, umur 20 tahun untuk
golongan militer dan umur 30 tahun untuk golongan pemimpin.
3.
Aristoteles (384- 322 SM )
Aristoteles adalah murid plato.Ia
mempercayai adanya panca indera.Ia mengatakan bahwa hakikiat segala yang maujud
terletak pada benda-benda yang tampak oleh panca indera. Bagi Aristoteles ada 3
jenis makhlik hidup yang memiliki jiwa, yaitu :
Ø Jiwa
tumbuh-tumbuhan (Anima vegetativ) adalah tingkat terendah yang fungsinya
terbatas pada kempampuan untuk makan dan berkembang biak saja.
Ø Jiwa hewan (
Anima Sensitiva ) fungsinya adalah kemampuan menggunakan indera dan nafsunya
untuk bergerak dan berbuat ,disamping kemampuan makan dan berkembang biak.
Ø Jiwa manusia
(Anima Intelektiva ) fungsinya untuk berpikir dan berkehendak. Teori ini
disebut “dichotomi”
4.
Quintilianus (35 – 100)
Ia dikenal sebagai ahli pidato (orator) dan pemikir yang kreatif. Ia menginginkan,
agar setiap anak nantinya menjadi orator yang baik. Untuk menjadi orator yang
baik anak-anak harus memiliki :
1. Pengetahuan akan
benda-benda
2. Pembendaharaan
kata yang cukup dan kecakapan memilih kata-kata yang baik.
3. Keramahan dan
berlagak orang kota
4. Pengetahuan akan
sejarah dan umum
5. Ingatan yang
baik.
5.
Plutarchus (50 – 124 SM)
Pokok-pokok pandangannya tentang
anak, antara lain sebagai berikut :
1) Bagi seorang
anak keluarga adalah lingkungan yang palinh utama.
2) Setiap anak
hendaknya dibiasakan berbuat nenurut kaidah-kaidah kesusilaan.
3) Ingatan amat
penting bagi kehidupan manusia ,karena melatih daya ingatan anak.
4) Tidak setuju
adanya hukuman badan yang dijatuhkan kepada anak-anak.
5) Pentingnya usaha
pembinaan jasmani anak-anak.
B.
Zaman Tersebarnya Agama Nasrani
Soemadi soerjabrata membagi zaman
tersebarnya agama Nasrani menjadi 2 periode : lima abad yang pertama saat agama
Nasrani berada pada masa permulaan dan abad pertengahan . Pada periode
pertamalah melahirkan pemikiran tentang kehidupan anak-anak. Pada masa ini
muncul seorang tokoh yang bernama Augustinus (354 – 430 M).Soemadi
Soerjabrata memberi komentar bahwa pendapat tentang kanak-kanak pada masa ini
memang terpengaruh oleh pokok-pokok pikiran kenasraniaan yang antara lain :
1) Tujuan
pendidikan ialah kemanusiaan ,menghormati kepribadiaan manusia dan hak perseorangan.
2) Pendidikan
bersifat demokratis dan universal meliputi pendidikan sosial, kesusilaan, dan
keagamaan.
3) Metode
pendidikan meliputi apperserpsi, aktivitas.
C.
Zaman Islam di Timur Tengah dan Spanyol
Yang dimaksud ialah zaman kemajuan yang pernah dicapai dunia
islam pada masa lampau. Dr. Harun Nasution menyebutkan zaman periode klasik dalam
sejarah islam (650- 1250 M
). Zaman ini di pandang sebagai penghubung antara zaman sebelumnya dengan zaman
renaissance yang akan datang sesudahnya.kemajuan pemikiran di dunia barat yang
menuju tersusunnya ilmu jiwa perkembangan tidak terlihat nyata.Bahkan menurutnya
pula apa yang telah dirintis oleh Agustinus menyertai zaman
tersebarnya.Kemajuan ilmu pengetahuan dan peradaban pada abad pertengan memang
berada di dunia timur. Dalam zaman ini pemikiran tentang manusia tentunya di
pengaruhi oleh konsep manusia itu pada dasarnya memiliki bakat dan pembawaan
masing-masing, yang kelak mempengaruhi prestasi hidup yang akan mereka capai.
Pada masa pemerintahan Nabi Muhammad kepala pemerintahan
islam dipegang oleh empat orang kholifah di Madinah yaitu :Abu Bakar (632-634 M),Umar (634-644M),Utsman
(644-656M),dan Ali (656-661M).Diantara empat orang kholifah itu Umar bin
Al-Khattob termasuk yang tercatat banyak memperhatikan kehidupan
anak-anak.Setelah zaman Kholifah yang ke-empat (Khullafahur rosyidin),Pusat
pemerintahan islam pindah ke Damaskus dibawah kekuasaan Daulah Umayyah (661 – 750 M), kemudian diganti oleh
Daulah Abbasiyyah (750- 1258
M) dengan Baghdad sebagai ibukotanya.
Pada zaman terakhir inilah ilmu peradaban islam mencapai
puncak keunggulan.Dalam sejarah pendidikan islam yang paling banyak dikutip
pendapatnya adalah : 1. Ibnu Sina (980- 1037 M ) Menurut Ibnu Sina
bahwa seorang anak adalah amanat yang dipercayakan oleh Allah SWT.Dalam Hadist
nabi Muhammad “setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci,tetapi ibu bapaknya
lah yang menjadiakan ia Yahudi, Nasrani atau Majusi”.Tetapi dilain pihak, dalam
islam juga terdapat ajaran takdir, yaituketentuan yang telah pasti atas setiap
manusia tentang sifatnya ,pembawaan, bakatnya, sampai pada soal kebagiaan dan
celakanya seseorang. Ibnu Sina juga menyatakan hendaknya instink anak-anak
diperhatikan sebagai landasan dalam pendidikan.
Al
Ghazali (1058- 1111 M)
Menurut B.B.Mac.Donald, Al-Ghazali
adalah seorang tokoh islam yang termansyur.Beliau banyak menulis ,satu diantara
karyanya adalah “Ihya’Ulumuddin”. Menurut Al-Ghazali seorang anak harus
diperlakukan sebaik mungkin dalam proses pelayanan pendidikan.Dalam hal watak
dasar seorang anak dimasa kecilnya, Al-Ghazali menyatakan : Setiap anak dapat
menerima yang baik dan yang buruk. Anak dilahirkan dalam keadaan baik dengan
pembawaan yang baik pula, tetapi lingkungannyalah yang kadang menjadikannya
dalam perawatan instink serta pembawaan si anak.
D.
Zaman Renaissance
Kata “ renaissance” berarti “ hidup kembali”. Zaman renaissance
,maksudnya zaman kehidupan atau kebangkitan kembali.Dimana kehidupan atau
kebangkitan kembali itu terjadi? Yang hidup dan bangkit kembali adalah pemikiran,
ilmu pengetahuan, dan peradaban di dunia Barat.Jadi mereka bangkit kembali
untuk menyusun kekuatan dibidang ilmu dan teknologi,setelah sekian lama
ketinggalan dari kemajuan yang dicapai bangsa Timur.Zaman renaissance adalah
zaman kebangkitan kembali dunia Barat dalam ilmu peradaban termasuk pula
kebangkitan pemikiran terhadap eksistensi anak-anak. Zaman ini ditandai dengan
munculnya beberapa gerakan seperti :
- Humanisme berarti kemanusiaan, menurut istilah berarti suatu paham (filsafat) mengenai kemanusiaa yang hakiki. Jelasnya Humanisme adalah suatu gerakan atau aliran yang bertujuan untuk menempatkan manusia pada posisi kemanusiaan yang sebenarnya. Tokoh-tokoh gerakan humanisme antara lain :Petrarcha(1304- 1374), Boccaccio (1313- 1375), Vittorins Da Felter (1378- 1446), Thomas A. Kempis (1380- 1471), Desiderius Erasmus(1466-1536), dan Chrysoloras (1350- 1415).
- Reformasi artinya menyusu kembali .Secara istilah adalah gerakan pemisahan diri atau keluar dari agama Kristen-Katolik untuk kemudian mendirikan dan bergabung kedalam agama baru Kristen-Protestan.Tokoh utama gerakan ini adalah Martin Luther (1383- 1546) . Dalam hubungannya dengan ilmu jiwa perkembangan, aliran ini menghendaki agar anak-anak yang masih kecil diperlakukan dan dihadapi dengan cara yang berbeda dari mereka yang sudah besar.Aliran reforamasi ini menggunakan metode pendidikan. Tujuan pendidikan ini ialah mempersiapkan bagi kehidupan kini dan kehidupan kelak dialam baka,menghormati serta mengabdi kepada Negara dan gereja,memenuhi tugas-tugas keluarga,negara maupun gereja.
- Kontra reformasi Gerakan ini mempertahankan diri dari ancaman kaum reformist yang pada akhirnya telah membawa pengikutnya kearah pengertian yang lebih mendalam tentang manusia dan tentang kodrat kanak-kanak pada khususnya.
- Realisme adalah aliran yang mendasarkan diri pada sesuatu yang telah diketahui sungguh-sungguh nyata adanya. Dalam bidang pendidikan, kaum realime berpendapat bahwa pendidikan harus berkaitan dengan kenyataan kehidupan yang sebenarnya dalam segala segi yang ada. Dalam tubuh realism timbul 3 aliran lagi yaitu :
1. Realisme Verbal
Aliran ini disebut juga realism
humanistis, maksudnya dalam ucapan verbal mereka mengaku sebagai pengikut
realism, tetapi dalam prakteknya mereka tetapi dalam prakteknya mereka tidak
dapat melepaskan diri secara tuntas dari konsepsi humanism. Aliran ini
bertujuan mengetahui dan memahami benar-beanr masyarakat kemanusiaan
sebagaimana adanya. Dalam aliran verbal ada 3 orang tokoh yang terkemuka:
Jean Luis Vives (1492-1540 )
Ia berpandangan bahwa setiap anak
mempunyai bakat, minat, dan kekhususan
individual masing-masing yang berkembang.
Francois Rabelais
(1483- 1553 )
Menurutnya setiap anak dilahirkan dengan potensi yang lengkap meliputi
jasmani, akal dan segala minat kecenderungannya.Semua ini akan berkembang jika
memperoleh kesempatan pendidikan.
John Milton
(1608- 1674 )
Menurutnya seorang anak harus
dipersiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi kepentingan hidupnya di dunia.
2. Realisme Sosial
Tokohnya adalah seorang ilmuwan dari Perancis yaitu Michel
De Montaigne (1530-1592 ) pendapatnya bahwa seorang anak itu bias atau
bahkan harus diarahkan,agar kelak
menjadi orang besar, orang yang terpandang dimasyarakat. Anak-anak harus
memperoleh pengalam sendiri tentang masyarakat dan bukan hanya sekedar membaca
dari buku.
3. Realisme Ilmiah
Aliran ini disebut relisme sensus,
yang sekaligus merupakan puncak dari kegiatan kaum realist dalam usaha
menyelidiki segala realita yang ada. Tetapi aliran ini tidak mencari realita
sebagaimana terdapat dalam buku-buku (verbal),tidak pula mencari realita
sebagaimana dialami dalam hubungan antar manusia sehari-hari (sosial),
melainkan berusaha mencari realita yang paling pokok, yaitu kenyataan yang
terdapat dalam kekuatan dan hukum alam. Dalam bidang perkembangan, ilmu jiwa
perkembangan tokoh-tokoh realism ilmiah antara lain :
Richard Mulcaster (1531- 1611)
Menurutnya dunia kanak-kanak sangat penting untuk dipelajari untuk
mengetahui kemampuan-kemampuan kodratinya.Setelah kemampauan yang diwarisi anak
itu diketahui,maka selanjutnya harus dihormati,karena tujuan pendidikan justru
membatu dan mengembangkan kodrat anak-anak agar mencapai taraf kesempurnaan.
Francis Bacon (1561- 1626)
Menurut Bacon, anak-anak secara
kodrati mempunyai kemampuan untuk kelak menguasai alam.Alam bias dikuasai
dengan ilmu pengetahuan sedang ilmu pengetahuan diperoleh melalui pendidikan.
Wolfgang Ratke (1571- 1636)
Menurutnya jiwa itu berkembang secara teratur, mirip dengan perkembangan
ala mini dari masa ke masa. Keteraturan juga harus dijaga kelestariaanya di
dalam proses pendidikan.
Johann Amos Comenius (1592- 1670)
Menurutnya sekolah yang sesuai dengan
tingkat perkembangan jiwa anak dibagi menjadi :
1) Scola Materna = anak-anak umur 0 –
6 tahun
2) Scola Vernacula = umur 6 – 12
tahun
3) Scola Latina = remaja umur 12- 18
tahun
4) Scola Academia = dewasa awal umur
18- 24 tahun.
e)
Disipliniarisme
Disiplinarianisme sebagai pertahanan
baru daripada aliran humanisme klasik terhadap serangan kaum realism.
Tokoh utamanya adalah John Locke (1632- 1704), ahli pendidikan dari Inggris.
Dalam teorinya “tabularasa” menyatakan bahwa jiwa seorang anak pada dasarnya
bersih seperti kertas putih yang bias digambar menurut kehendak orang dewasa
yang mendidiknya. John Locke dipandang telah menghidupkan kembali formalisme
scholastic.
f)
Rasionalisme
Aliran
ini dipelopori oleh Francis Voltaire (1694- 1778), seorang pemikir dari
perancis. Semula rasionalisme lahir sebagai protes terhadap kekuasaan Gereja
dan Negara di daerah Eropa,tetapi ia berusaha menonjolkan peranan akal ,lebih
dari segala aspek kejiwaan yang lain. Para ahli kemudiaan menilai kedua aliran
ini sebagai telah mengundurkan kembali perjalanan sejarah ilmu jiwa perkembangan.
g)
Naturalisme
Nature artinya tabiat, alam, atau
pembawaan.Naturalisme adalah aliran yang menghendaki agar kodrat alamiah setiap
anak dihormati.Aliran ini berpendapat, setiap anak harys dibiarkan berkembang
menurut kodratnya masing-masing.Tokoh utama aliran ini adalah Jean Jacques
Rousseau (1712- 1778).Salah satu buku karyanya ialah yang memuat pembagiaan
fase kehidupan manusia menjadi :
Umur 0 – 2 tahun masa asuhan
Umur 2 – 12 tahun masa pendidikan
jasmani dan latihan panca indera
Umur 12 – 15 tahun masa pendidikan
akal
Umur 15 – 20 tahun masa pembentukan
watak dan pendidikan agama.
Pendidikan harus dilaksanakan selaras dengan tahap-tahap
perkembangan anak. Rousseau mengemukakan 3 prinsip yaitu : prinsip
perkembangan, prinsip aktivitas murid, dan prinsip individualisasi.
E. Zaman
Modern
Soemardi
Soerjabrata membagi masa-masa pada zaman modern antara lain :
1. Tahun 1750 – 1800
a. Aliran Philanthropinisme
adalah aliran yang timbul sebagai
gabungan dari beberapa teori yaitu
tabularasa, optimism, rasionalisme dan naturalisme.Timbulnya aliran ini
berkaitan erat dengan gerakan aufklarung yaitu suatu usaha penjernihan akal
menuju terbentuknya individu yang bahagia. Tokoh-tokohnya :
1) Johann Bernhard
Basedow (1723 – 1790)
2) Frederik
Eberhard Von Rachow (1734 – 1805)
3) Christian
Cotthilf Salzman (1744 – 1811 )
4) Rachim Heinrich
Campe (1746 – 1818 )
5) Guts Muths (1759 – 1839 )
b. Aliran Developmentalisme
Aliran ini dipelopori oleh seorang
ahli pendidikan (1746 – 1827). Menurutnya dalam setiap aktivitas pendidikan,
kedudukan anak-anak adalah sebagai pusat pendidikan yang akan berkembang pada
diri anak
c. Lahirnya Ilmu Jiwa Perkembangan
Seorang tokoh dari jerman. Dietrich
Tiedemann (1748- 1803) tercatat sebagai orang pertama yang menghasilkan karya
tulis yang teratur dalam bidang ilmu jiwa perkembangan.Pada tahun 1787, ia
mengadakan penelitian .Hasil penelitian itu kemudiaan disiarkan dalam sebuah
buku yang berjudul : Pengamatan Mengenai Perkembangan Bakat Kejiwaan
Kanak-kanak. Atas jasanya tersebut Tiedemann dipandang sebagai orang pertama
yang meletakkan tonggak pertanda awal kelahiran ilmu jiwa perkembangan dalam kedudukannya
sebagai ilmu yang telah mempunyai bentuk yang jelas.
2.
Tahun 1800 – 1850
Dipelopori oleh Friederich Wilhelm
Frobel (1782 – 1852). Namanya terkenal karena usaha Frobel mendirikan
“Kindergarten (Taman Kanak-kanak)“
maksudnya untuk mendidik anak sebelum masuk sekolah tingkat dasar. Dalam
tingkat pendidikan Frobel menggunakan permainansebagai usaha mengembangkan
pribadi anak didiknya. Frobel berpendapat bahwa terbentuknya segala sesuatu di
alam ini, termasuk didalamnya kodrat dan kecenderungan anak-anak berkembang
adalah pencerminan dari rencana penciptaan dan kekuasaan Tuhan.
3.
Tahun 1850 -1900
a. Dari Jerman muncul 5 orang tokoh ilmu jiwa
perkembangan :
1. Johann
Friederich Herbart (1776 – 1841)
Ia berpendapat bahwa kehidupan jiwa anak
itu berjalan secara teratur seperti bintang-bintang di langit.
2. L. Strumpell
(1812 – 1897)
3. Wilhelm preyer
(1842 – 1897)
Dikenal
sebagai “bapak ilmu jiwa kanak-kanak” Karena pada tahun 1882 Preyar menerbitkan
“Die Seele des Kindes” yang berisi hasil penelitian terhadap anak
sendiri.Metode yang digunakan adalah observasi sistematis, eksperimen dan
perbandingan dengan hewan.
4. Wilhem Wundt
(1832 – 1920)
Menurut Wundt manusia sebagai
subyak tingkah laku kejiwaan selalu bersifat aktif, tidak hanya pasif sebagai
wadahnya saja. Wundt dijuluki sebagai “bapak psikologi eksperimentil”.
5. E. Meumann (1862
– 1915)
b.
Dari Amerika Serikat ada 2 yang berjasa dalam kemajuaan ilmu jiwa perkembangan
yaitu :
1) William James (1842 -1910)
Teorinya tentang reaksi anak-anak
terhadap rangsangan dari luar, baik yang dibawa sejak lahir maupun yang
diperoleh melalui pengalaman hidupnya mendorong semakin majunya dunia
psikologi.
2) Stanly Hall (1846 – 1926 )
Pada tahun 1811, Hall dikenal sebagai
orang pertama dari Amerika Serikat yang mendirikan laboratorium psikologi.Ia
mengajarkan kepada para mahasiswa tentang perbedaan pendekatan antara ilmu jiwa
murni dengan ilmu pendidikandalam usaha menyelidiki anak-anak.
c.
Dari Inggris
1) Charles Darwin
(1809 – 1882)
2) Herbert Spencer
(1820 – 1903)
3) Francis Galton
(1822 – 1911)
4) J. Sully (1893),
Ia mendirikan perkumpulan yang bergerak dalam studi penelitian terhadap
kehidupan anak-anak “Studies in Chilidhood”
d.
Dari Perancis
1) E. Seguin (1852
– 1880)
2) Hipp Taine (1828
– 1893)
3) Alfred Binet
(1857 – 1911)
4.
Tahun 1900 - 1950
a. Tokoh-tokoh Penghubung
Ada 3 tokoh yang berkarya pada awal
abad ke 20 yaitu :
1) Ernest Meumann
(1862 – 1915 )
2) Alfred Binet
(1857 – 1911)
3) James Mark
Baldwin (1864 – 1934)
b.
Pengaruh dari aliran dan ilmu yang lain
1. Pengaruh Evolusionisme
Menurut kaum evolusi yang dipelopori
oleh H. Spencer bahwa masyarakat manusia berkembang secara bertahap.Mulanya
dari tingkat pengembara menjadi petani terus pedagang dan akhirnya menjadi
masyarakat industry yang maju.
2. Pengaruh Sosiologi
Baldwin, Wallon, Piaget berpendapat bahwa perkembangan seorang anak tidak
pernah lepas dari pengaruh lingkungan sosial.
3. Pengaruh Psikologi Eksperimental
4. Pengaruh Psikologi Testing
5. Pengaruh Psikologi Ubnormal
6. Pengaruh Psikologi Hewan
c.
Aliran-alairan dalam ilmu jiwa perkembangan.
1. Aliran fungsional
E. Claparede (1905 – 1946), adalah
pelopor utama aliran ini.Perbedaan antarkanak-kanak dengan orang dewasa
sesungguhnya hanya bersifat kualitas saja, anak-anak lebih sederhana dalam hal
fungsi-fungsi jiwa mereka daripada orang dewasa.
2.
Aliran Personalistis
Tokoh utamanya adalah William Stern
(1914 – 1935) berpendapat bukannya
unsure yang menjadi titik pangkal perkembangan jiwa ,malainkan kesatuan
kehidupan pribadi yang bekerja sendiri.
3. Aliran Biologistis
Tokohnya adalah Maria Montessori
(1870 – 1935). Menuruitnya setiap fase perkembangan itu mempunyai arti biologis
artinya perkembangan jiwa tidak dapat dimengerti sebagai perkembangan
fungsi-fungsi yang tak saling mempengaruhi satu sama lain, melainkan harus
dipahami sebagai perwujudan dari suatu rencana kehidupan dimana kekuatan
jasmani dan rohani seorang anak berada dalam struktur yamng amat beraturan
sehingga membentuk jiwa yang bersifat definitive(tetap).
4. Aliran pikir
Tokoh utamanya ialah Karl Buhler
(1919 -1949), menurutnya dalam perkembangan kanak-kanak tak boleh dilupakan
soal “pikiran” nya.Ada 3 fase perkembangan yaitu: instink, latihan (dressuur
& drill), dan intelegensi (akal & pikiran
5. Aliran Gestalt
Menurut aliran ini ,perkembangan
tidak lain adalah proses differensasi. Jadi gestalt intinya adalah dari
keseluruhan menuju bagian-bagian yang lebih terperinci dari keseluruhan itu.
6.
Aliran Sosiologis
Perkembangan anak itu terutama
dipengaruhi oleh lingkungan sosial ,jadi aliran ini menekankan peranan sosial
(orangtua, keluarga, guru, tema ) dalam menentukan berhasil atau tidak nya
perkembangan seorang anak.
7. Aliran psikologi dalam
Berusaha menganalisis jiwa seseorang
yang berada dibawah sadar, mencari penyelesaian atas kesulitan-kesulitan psikis
seseorang yang sedang mimpi.
8. Aliran filosofis
Tokoh aliran ini antara lain R.
Hubert (1949) berpendapat bahwa perkembangan seorang anak mempunyai makan
filsafat.
9. Aliran fenomenologi dan ekssistensialisme
M. Merleau Ponty berpendapat bahwa
kanak-kanak bisa mengalami iri hati ketika lahir adiknya.
10.
Aliran Behaviourisme
J.B Watson (1920 – 1927), adalah
tokoh utama aliran ini. Menurutnya anak yang baru lahir itu hanya memiliki
beberapa refleks dan 3 macam emosi : takut, marah dan cinta.
d.
Tokoh utama paling akhir
1) J.L Moreno berpendapat
ada kesempatan bagi setiap anak untuk memilih sendiri jalan perkembanganya.
2) Jean Piaget
berpendapat bahwa pada setiap anak ada 2
faktor: pengenalan dan perasaaan. Keduanya berguna untuk penyesuaiaan rohani
terhadap lingkungan.
No comments:
Post a Comment