Filosofi Grik yang pertama tidak lahir di tanah
airnya sendiri, melainkan di tanah perantauan di Asia
Minor. Sebab itu banyak rakyat Grik yang perkasa merantau ke tanah
asing dan mendirikan negeri baru di sana.
Rakyat Grik dahulu kala jadi tukang perantau karena keadaan negerinya.
Yang sangat kesohor dan makmur di waktu itu ialah kota
Miletos di Asia
Minor. Disanalah pula tempat kediaman filosof-filosof Grik yang
pertama sebagai Thales, Anaximandros dan Anaximenes. Mereka disebut
filosof alam, sebab tujuan filosofi
mereka ialah memikirkan soal alam besar.
1.
THALES
Thales terbilang salah seorang dari pada orang
pandai. Cerita-cerita lama Yunani yang lainnya itu bernama Solon, Bias,
Pittakos, Rerindos dan Kleobulos. Petuahnya pendek-pendek, “kenal dirinu”,
segala terkita-kira, ingat-ingat, “tahan amarahmu” dan banyak lagi”.
Menurut ceritanya Thales adlah seorang saudagar yang
banyak berlajay ke negeri Mesir. Mengatakan , bahwa Thales sangat menyisihkan
diri dari pergaulan biasa.
Menurut keterangan Aristoteles, kesimpulan ajaran
Thales ialah “semua itu air”. Air yang cair itu adalah pangkal, pokok dan dasar
(principle). Untuk mencari sebab penghabisan itu ia tidak mempergunakan tahayul
atau kepercayaan umum di waktu itu, melainkan dipergunakan akal. Air yang tidak
berkeputusan itu dilihatnya dalam pelayaran, berpengaruh besar atas pikiran dan
pandangannya tentang alam.
Bagi Thales, air adalah sebab yang pertama dari segala
yang ada dan jadi, tetapi juga akhir dari segala yang ada dan yang jadi itu. Dalam
pandangan Thales tak ada jurang yang memisahkan hidup dengan mati. Semua satu!
Kepercayaan batim Thales masih Animisme. Animisme ialah kepercayaan, bahwa
bukan saja barang yang hidup mempunyai jiwa, tetapi benda mati juga.
2.
ANAXIMANDROS
Anaximandros adalh murid thales, menurut pendapatnya
langit itu bulat seperti bola. Yang dapat diterima akalnya ialah bahwa yang
asal itu satu, tidak banyak. Menurut pendapatnya, barang asa itu tidak
berhingga dan tidak berkeputusan. Itu bulat seperti bola bumi terkandung
ditengahnya.
Anaximandros “Apeiron”.
Apeiron itu tidak dapat dirupakan, tak ada persamaannya dengan salah satu
barang yang kelihatan di dunia ini. Dari apeiron keluar bermula yang panas dan
yang dingin. Yang panas memalut yang dingin, sehingga yang dingin itu
terkandung di dalamnya.
Atas pengaruh yang panas terjadilah dari uap yang basah tadi makhluk
dengan bertingkat-tingkat kemajuan hidupnya. Pendapat Anaximandros kejadian dn
kemajuan makhluk di dunia ini banyak menyerupai teori Darwin, yang timbul di abad ke-19.
Anaximandros patut dibilang sebagai Darwis pengikut yang pertama sekali.
3.
ANAXIMENES
Anaximenes hidup dari tahun 585-528 SM. Anaximenes
adalah murid Anaximandros. Ia juga mengajarkan bahwa barang yang asal itu satu
dan tidak berhingga. Cuma ia tidak dapat menerima ajaran Anaximenes.
Anaximenes turun kembali ke tingkat yang sama dengan
Thales. Thales mengatakan air asal dan kesudahan dari segala-galanya.
Anaximenes mengatakan udara.
Kesimpulan ajarannya disebutnya : “Sebagaimana jiwa kita, yang tidak lain dari
pada udara, menyatukan tubuh kita, demikian pula udara mengikat dunia ini jadi
satu”. Menurutnya makna bersinar (alam) mikroximenes pada dasarnya satu.
I.
FILOSOFI ALAM
Herakleitos lahir di kota
Ephesos di Asia Minor. Disebut Herakleitos orang
Ephesos. Hidup dari tahun 540-480 SM. Bahwa ia juga mengatakan satu saja anasir
yang asal, yang menjadi pokok alam dan segala-galanya. Analisir yang asal itu
menuruti pandangan api.
Apa itu lebih daripada air dan udara, sungguhpun
Herakleitos memandang api sebagai analisir yang asal, pandangannya tidak
semata-mata terikat pada alam luaran, alam besar, seperti pandangan
filosof-filosof Miletos. Tidak ada yang boleh disebut ada, melainkan menjadi.
Semuanya itu dalam kejadian.
Segala perubahan dikuasai oleh hukum dunia yang satu
: logos, Logos artinya pikiran yang
benar. Jasa Herakleitos yang sangar besar yaitu dunia pikiran yang dinamai logos
Menurut pendapat herakleitos, tak ada gunanya usaha
ditujukan kepada mencari asal segala yang ada, seperti yang dilakukan oleh
filosof-filosof alam. Bahwa logos itu berkusa. Adalah suatu bukti yang tidak
perlu lagi dicari keterangannya.
II.
FILOSOFI ELEA
Elea adalah suatu kota perantauan orang Grik disebelah selatan
semenanjung Italia. Berpengaruh dari tahun 540-460 SM
1.
XENOPHANES
Masa hidup xenophanes disebut
orang dri tahun 580-470 SM. Ia pergi mengembara ke mana-mana dan akhirnya
sampai ke Elea. Xenophanes terkenal sebagai
orang yang taat agama, yang senantiasa hidup dengan ruh yang suci. Isi sa’irnya
itu menentang segala takhayul, yang menjadi kepercayaaan orang banyak di waktu
itu.
Xenophanes menyerang lukisan dewa-dewa atau segala macam Tuhan, yang
dilagukan oleh ahli sa’ir yang ternama dimasa itu ; homeros dan Hesiodos.
Xenophanes mengajarkan, bahwa Tuhan itu tidak banyak, melainkan satu. Bagi
Xenophanes, Tuhan Yang Maha Esa itu tidak dijadikan, tidak bergerak dan tidak berubah-ubah.
Xenophanes berkata : “Makhluk yang fana ini mengira, sekali Tuhannya itu
dilahirkan, berbaju, bersuara dan bertubuh seperti mereka itu pula. Tetapi,
kalau sapi, kuda dan singa mempunyai tangan dan pandai menggambar misalnya sapi
menggambar Tuhannya serupa sapi, kuda menggambarkan Tuhannya serupa kuda dan
singa menggambarkan Tuhannya serupa singa”.
Dalam suatu sya’irnya penentang takhayul disebutnya : “Tidak dari
semuanya Tuhan memperlihatkan semua kepada makhluk yang fana. Sejalan dengan
kemajuan masa, mereka itu akan mendapatkan yang baik, asalkan mereka berusaha
mencapainya.
Anaximandros misalnya menyatakan pandangan yang dalam. Tetapi pada
Xenophanes, yang satu itu lebih tinggi kedudukannya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa
yang memeluk sekalian alam.
Xenophanes banyak memberikan petua-petua yang berharga, sehingga ia
dipandang sebagai pembangunan filosofi baru, ia tidak sampai menjadi maha gurunya.
Karena ajarannya itu tidak tersusun dan teratur
2.
PARMENIDES
Parmenides lahir di Elea pada tahun 540
Sebelum Masehi. Ia ahli politik dan pernah memangku jabatan pemerintah. Bukan karena
itu kesohor namanya. Ia kesohor sebagai ahli pikir, yang melebihi siapa juga
pada masanya itu.
Pada waktu mudanya hatinya tertarik kepada lagu-lagu Xenophanes. Sebagai pokok
pendiriannya disebut, bahwa ada kebenaran. Kebenaran yang bulat, kebenaran yang
sepenuh-penuhnya. Pendapat manusia, yang tiada menyimpan kebenaran didalamnya.
Pendapat manusia itu hanya persangkaan saja. Persangkaan itulah yang
mengatakan, ada banyak. Padahal “yang banyak” itu tidak ada
Sebab, kalau ada yang banyak itu, ada pula “menjadi” dan “hilang”. Oleh
karena yang ada itu hanya satu, kekal dan tidak berubah-ubah, maka “jadi” dan
“hilang” pardines menjadi pembangunan logika yang pertama. Herakleitos
membukakan pintu dunia pikiran : ia memulai menyusunnya
Parmenides membulatkan pokok keterangannya dengan semboyannya yang pendek
: hanya yang ada itu ada, yang tidak ada
itu tidak. Tidak ada yang lain dari pada yang ada.sebab itu tidak ada yang
“menjadi” dan tidak ada pula yang “hilang” keduanya itu “menjadi” dan “hilang”
Kebenaran terdapat pada pengakuan, bahwa yang ada itu. Kesalahan
persangkaan orang ialah, bahwa yang tidak ada itu dikatakan juga ada dan mesti
ada. Parmenides memandang semuanya itu satu dan tetap.
Nyatalah sudah, kemana beloknya ajaran Xenophanes dalam tangan
Parmenides. Dari soal Ketuhanan ia berputar menjadi soal kebenaran. Hanya
pokoknya sama, yang satu tadi.!
Bulat adalah tanda yang sempurna bagi Parmenides, yang berpokok kepada
yang satu dan tetap, bertentangan dengan ajaran Herakleitos. Herakleitos adalah
nabi dari pada yang bergerak senantiasa, tetap yang tidak beubag-ubah. Bangun
dunia Herakleitos dinamis, dunia Parmenides
statis
Untuk penangkis serangan-serangan lawannya itu muncul ke muka
murid-muridnya, sebagai Zano dan Mellissos.
3.
ZENO
Zeno lahir di Elea dalam tahun 490 SM.
Ia terebut karena tangkas perkataanya
tajam pikirannya. Zeno mempertahankan ajaran gurunya tidak dengan
menyambung keterangan, melainkan dengan membalikkan serangan terhadap
dalil-dalil lawannya. Menurut pendapatnya, jika keterangan lawan itu dinyatakan
salah, pendirian Parmenides benar sendiri.
Zeno berkata : jika ada yang itu berada dalam sebuah ruang, ruang itu
sudah tentu tempatnya dalam ruang pula. Dan ruang yang kenudian itu terletak
lagi dalam sebuah ruangan. Demikianlah seterusnya dengan tiada berkeputusan :
ruang dalam ruang.
Terhadap paham yang mengatakan yang bergerak itu ada, zeno mengemukakan
empat pasal :
1.
Suatu gerakan tidak bisa bermula,
sebab tiap-tiap badan tidak bisa samai kepada tempat dengan tiada lebih dahulu
pada berjenis tempat atau titik yang dilaluinya
2.
Achilleus yang cepat seperti kilat
tidak bisa mengejar penyu, yang begitu lambat jalannya. Sebab, apabila ia tiba
di tempat penyu tadi, dia sudah maju lagi sedikit ke muka.
3.
Anak panah yang dipanahkan dari
busurnya tidak bergerak, tetapi berlanjut. Sebab setiap saat ia berada pada satu
tempat. Ada
pada satu tempat sama artinya dengan berhenti
4.
Setengah waktu sama dengan sepenuh
waktu. Sebab, Suatu barang yang bergerak terhadap suatu badan, melalui panjang
badan itu dalam setengah waktu atau sepenuh waktu.
Sikap yang dipakai zeno ialah meneruskan keterangan
lawannya sampai selanjut-lanjutnya, sehingga akibat-akibatnya bertentangan satu
sama lain. Zeno mengemukakan paradox, keterangan yang mengandung pertentangan
itu semata-mata untuk menyatakan bahwa kalau yang ada itu dipandang sebagai
“yang”, dasar keterangannya mengandung sifat yang berlawanan.
4.
MELISSOS
Melissos berasal dari Samos, sebuah kota
Grik di tanah perantauan. Melissos terkenal juga sebagai pahlawan dalam turut
berperang melawan Anthena. Melissos mempertahankan ajaran Parmenides dengan
mengemukakan alas an yang positif. Artinya ia melahirkan keterangan untuk
menguatkan ajaran gurunya.
Kata Melissos yang ada itu kekal. Sebab, jika sekiranya itu timbul dari
yang tidak ada. Oleh karena itu yang ada mestilah kekal dan tidak berubah-ubah.
Melissos mengatakan, bahwa tak ada ruang yang kosong tempat bergerak. Ruang
kosong itu tidak ada. Sebab, mengatakan “ada yang kosong” ada yang tidak ada”.
Melissos mengemukakan sebuah pikiran baru, yang bertentang dengan pendirian Parmenindes. Melissos
mengatakan, yang ada itu tidak berhingga.
Filosofi Elea ini mempengaruhi aliran pikiran dalam masa sesudahnya,
terutama karena tajamnya siku pengertian yang dikemukakan. Dialektik yaitu cara
memikirkan hal selanjut-lanjutnya sampai kepada yang sebaliknya.
Elea yang tidak mementingkan yang lahir,
mendorong pikiran ke jalan logika. Logika artinya mudahnya yaitu menyusun jalan
pikiran menurut hokum yang tertentu. Jalan pikiran yang tak boleh
melompat-lompat!
III.
PHYTHAGORAS DAN
PENGIKUTNYA
Filosofi phythagoras mempunyai kedudukan tersendiri dalam alam pikiran
Yunani. Phythagoras berasal dari Samos. Ia di
lahirkan kira-kira dalam 580 SM. Phythagoras terpengaruh oleh aliran mistik
yang berkembang di waktu itu dalam alam Yunani. Ujung tarikat phythagoras ialah
mendidik kebathinan dengan mencucikan ruh.
Hidup di dunia ini menurut paham phythagoras adalah persediaan buat
akhirat. Sebab itu semula dari sini dikerjakan hidup di hari kemudian. Berlagu
dengan musik adalah juga sebuah jalan untuk membersihkan ruh. Phythagoras
sendiri begitu. Artinya, kalau phythagoras yang mengatakan, sudah mesti benar.
Phythagoras suka berkata tentang “kesejahteraan dilangit”. Mana yang
bergerak, berbunyi. Sebab itu langit ada bunyi, ditimbulkan oleh gerakan
bintang-bintang. Tinggi rendahnya bunyi lagu itu semata-mata ditentukan oleh
perbandingan jaraknya masing-masing.
Menurut kebiasaan, phythagoras membedakan juga angka yang genap dengan
ganjil. Angka empat maha besar, sebab 1+2+3+4 = 10. dan 10 angka yang
sepenuhnya-penuhnya itu angka-angka. Phythagoras selain daripada ahli mistik
yang kuat beribadat, adalah juga ahli ilmu.
Ajaran phythagoras pada hakikatnya terlalu tinggi bagi pengikutnya yang
banyak. Sebab, itu terjadi akhirnya
perpecahan dalam dua cabang : aliran mistik keagamaan dan aliran ilmu.
Demikianlah gugurnya mazhab phythagoras. Tetapi namanya tercantum dalam
sejarah pikiran ilmu sebagai pembuka berbagai jalan. Muridnya yang agak ternama
menuliskan ajaran gurunya ialah philolaos berkata, bahwa angka itu tanda
kebenaran.
IV.
FILOSOFI ALAM LAGI
Dalam bagian pertama abad kelima sebelum masehi. Guru-gurunya yang
terutama ialah Empedokles, Anaxagoras,
Leukippos dan Demokritos. Filosofi Elea, mereka berpendapat bahwa
substansi, barang yang asal, tidak berubah-ubah. Oleh karena itu tidak ada yang
“menjadi” dan yang “hilang”
Empedokles dan Anaxagoras berpendapat, bahwa gerakan itu dikemukakan oleh
kodrat dari luar. Tetapi tentang sifat kodrat itu, bertikai pula paham mereka.
Bagi Leukippos dan Demokritos, percampuran dan perpisahan itu berlaku karena
kodrat yang ada di dalam benda itu sendiri.
1.
EMPEDOKLES
Empedokles lahir di kota
Akragas di pulau Sisilia dari tahun 490-430 SM. Empedokles banyak terpengaruh
oleh aliran mistik orfisisme dan ajaran phytahoras. Empedokles mengajarkan bahwa
alam ini pada mulanya satu. Disatukan oleh cinta. Cinta adalah kodrat yang
membawa bersatu, bercampur.
Alam tersusun daripada anasir yang asal. Jumlahnya empat : udara, api, air, dan tanah.
Masing-masing pemangku sifat : dingin, panas, basah, dan kering. Oleh karena
segala yang ada berasal dari anasir yang empat itu, “timbul” dan “hilang” tidak
boleh jadi.
Menurut pendapat empedokles, alam ini pada permualaannya bercampur jadi
satu karena kodrat cinta. Kemudian benci membawa perpisahan. Benci membalikkan keadaan
itu sama sekali, sehingga semuanya terpisah-pisah. Tidak ada yang bercampur
lagi. Akhirnya lenyap pula barang satu-satunya itu.
Jika diperhatikan benar ajaran empedokles ini, banyak terdapat didalamnya
dasar-dasar yang dikemukakan oleh filosof-filosof yang telah lalu. Sikap dan
tujuan hidupnya meyerupai mistik orfisme dan pendirian phythagoras.
Dasar benci yang membawa perpecahan dan perpisahan banyak menyerupai
dasar “perjuangan” dam “menjadi” dalam filosofi Herakleitos. Thales mengatakan
air, Anaximenes udara, herakleitos api. Empedokles mengambil ketiga-tiganya
jadi pokok dan ditambahkannya satu lagi, yaitu tanah.
2.
ANAXAGORAS
Anaxagoras dilahirkan di kota Klazomenae
di Asia Minor. Tahun 500-428 Sebelum Masehi.
Pada waktu mudanya ia pergi ke atena, dialah filosof yang pertama kali kesana.
Di waktu itu atena sedang lagi menempuh zaman emas. Zaman emas itu disebut
orang zaman Perikles. Musuh perikles ialah kaum kolot, yang berhentinya menyerang politiknya. Bersamaan
dengan jatuhnya perikles, Anaxagoras
diusir orang dari atena.
Anaxagoras mengajarkan bahwa matahari itu tak lain dari pada batu yang
bercahaya. Gerhana bulan tersebab karena dilindungi bumi, sehingga cahaya
matajari tak samapi padanya. Dari atena Anaxagoras lebih tua dari empedokles
Menurut umurnya Anaxagoras lebih tua dari empedokles. Empedokles ia
mengajarkan, bahwa “timbul” dan “hilang”. Tetapi sela-lamanya. Apa yang disebut
timbul dan hilang. Bagi Anaxagoras,anasir yang asal itu tidak terhitung
jumlahnya. Pandangan filosofi Anaxagoras yang paling kea lam, banyak menyerupai
keterangan ilmu.
Empedokles, Anaxagoras berpendapat bahwa campuran dan perpisahan anasir
yang asal itu digerakkan oleh kodrat dari luar. Empedokles ia mengatakan, bahwa
kodrat yang mengemudikan itu Cuma satu. Kodrat itu dinamainya Nus. Tetapi tubuhnya itu sangat halus,
keadaannya murni, tidak bercampur sedikit juga dengan barang yang ada di alam
ini. Kemurnian itulah yang menjadi sebab kuasanya atas yang lain.
Anaxagoras sudah dekat kepada agama yang percaya kepada Tuhan Yang Esa.
Karena itu terjadilah dua macam barang yang menjadi bahan utama bagi dunia ini,
yaitu udara dan eter. Eter itu dipandang sebagai zat-zat yang halus sekali yang
mengisi lapangan sekeliling dunia. Menurut pendapat Anaxagoras lapangan itu
tidak berhingga. Sebab itu tidak saja alam, melainkan banyak.
Anaxagoras berkata, bahwa tanaman-tanaman ada juga jiwanya. Perasaan,
tahu gembira dan sukacita. Pancaindera kita terlalu lemah untuk mengetahui
kebenaran. Hanya pikiran dapat memandang begitu jauh. Semuanya itu diketahui
oleh akal yang menyusun dunia ini. Demikian Anaxagoras menggambarkan kejadian
dan kedudukan alam. Pandangan filosofi yang begitu gaib dalam ajaran Elea, berangsur dekat kepada lahir karena dia. Sebab
selain dari filosofi, Anaxagoras juga ahli matematik dan astronomi. Ahli
astronomi yang berpendapat, bahwa bintang di alam itu tersusun
berkampung-kampung. Dan Bose menyatakan pendapatnya sebagai hasil pemeriksaan
yang teliti.
3.
LEUKIPPOS
Leukippos berasal dari Miletos. Ia murid Permenides, dan guru Demokritos.
Leukippos tersebut sebagai pujangga yang pertama kali mengajarkan dari hal
atom. Atom asalnya dari perkataan Grik : a=tidak toom=terbagi. Jadi “atom” artinya tidak dapat dibagi
lagi.
Menurut pendapat Leukippos, atom itu adalah benda yang sekecil-kecilnya,
bagian penghabisan dari pada segala barang. Dengan memperhubungkan yang dua
itu, yang tetap dan bergerak senantiasa, ia rupanya mau menghilangkan
pertentangan antara filosofi Elea dan filosofi
Herakleitos. Kejadian dunia daripada perhubungan atom diterangkannya dengan
memakai dua dasar : yang penuh dan yang kosong.
Atom itu namanya yang penuh. Betapa juga kecilnya, hingga tiada
kelihatan, atom itu ada bertubuh. Kedua-duanya mesti ada. Sebab kalau tidak ada
yang kosong atom itu tidak dapat bergerak. Yang kosong itu ialah syarat, supaya
atom itu dapat bergerak, berhubungan dan berpisah. Karena pergerakan dan
perhubungan atom itu terjadilah barang-barang yang ada di ala mini.
Ad pula suatu peribahasa yang kesohor berasal dari Leukippos. “tak ada
yang terjadi dengan tiada bersebab, tetapi semuanya terjadi karena kemestian
yang tertentu dan di bawah pengaruh hukum yang tertentu pula.
4.
DEMOKRITOS
Demokritos lahir di Abdera, sebuah kota
dipantai Trasia bagian Balkan. Dari tahun 460-360SM. Buku-buku yang dikarangnya
ilmu alam, ilmu tumbuh-tumbuhan, ilmu tabib, hal ihwal perang, etika dan banyak
lagi lainnya.
Untuk menyatakan bahwa ada lapang yang kosong Demokritos mengemukakan 4
fasal :
1)
Pergerakan berkehendak akan lapang
yang kosong sebab yang penuh tak dapat dibagi lagi menurut yang lain di
dalamnya.
2)
Sesuatu barang bisa jadi kembang atau
padat. Jika ada lapangan yang kosong diantaranya
3)
Hidup dari kecil jadi besar
tersebab karena makanan dapat masuk kedalam lapang yang kosong dalam badan.
4)
Jika dimasukkan abu kedalam sebuah
gelas yang berisi air, melimpahlah sebagian daripada air itu.
Atom dan lapang yang kosong adalah dua sendiri bagi
keterangan Demikritos tentang ala mini. Jika atom itu dipandang sebagai benda,
ia mempunyai tubuh, betapa juga kecilnya. Demokritos sependapat dengan
Herakleitos, bahwa anasir yang terutama ialah api. Api itulah yang paling
sempurna dan paling mudah bergerak. Atom api itu adalah jiwa.
Jiwa itu tersebar seluruh badan kita. Diantara
tiap-tiap dua atom terdapat atom jiwa. Atom jiwa begitulah otak tempat pikiran,
jantung tempat amarah, hati tempat cinta
atau keinginan. Tetappi, menurut pendapat Demokritos penglihatan itu tidak
memberikan pengetahuan yang sebenarnya. Dengan penglihatan saja tak tampak
segala gerak atom itu serta dengan perhubungannya.
V.
SOFISME
Pada pertengahan abad ke-5 SM timbullah aliran baru dalam filosofi
Yunani, aliran itu dinamai orang sofisme atau
juga sofistik, asalnya dari kata “sophos”, yang artinya cerdik, pandai. Kaum
sofis itu muncul di Atena dan dengan sebentar saja ajarannya kembang keseluruh
Attika. Oleh karena kedudukannya pada perpisahan zaman, kaum sofis merintis
jalan baru, yang artinya belum tentu benar baginya.
Sungguhpun begitu gerakan sofisme itu penting juga bagi sejarah filosofi.
Kaum sofis membawa filosofi memandang manusia sebagai makhluk yang berpengetahuan dan berkemauan. Tetapi
sungguhpun kaum sofis selalu mempersoalkan sikap hidup. Mereka tak sanggup
menetapkan dasar apa yang harus menjadi pimpinan hidup. Mereka ada mengatakan,
bahwa tiap-tiap pergaulan mempunyai dasar, normanya sendiri, dan ada pula
menunjukkan sikap apa yang harus dipakai.
Demikian juga tentang dasar pengetahuan, tak ada yang sama paham mereka
itu. Tiap-tiap guru sofis mengajukan teori sendiri. Mereka hanya sependirian
dalam hal meniadakan, dalam pendirian
yang negative, pokok ajarannya ialah
bahwa :kebenaran yang sebenar-benarnya tidak tercapai. “Oleh sebab “kebenaran
yang sebenar-benarnya tiada tercapai, “maka tiap-tiap pendirian boleh
dibenarkan. Sofisme adalah teori tentang relativisme,
menyementarakan segala-galanya. Ia juga bersifat skeptis, yaitu menaruh disyaki akan segala pendirian.
Dimasa itu pulalah terdengar nama-nama ahli panggung yang kesohor sebagai
sophokles, Euripedes dan Aristophanes.
Aristophanes kesohor sebagai tukang kritik. Aeschylos nama ahli syair, herodotos tukang pembuat patung phidias. Guru-guru sofis untuk menjual
“ilmunya” kepada orang banyak “Ilmu” yang dijualnya, melainkan mengajar orang
pandai berpidato, retorika orang jadi
tujuan, melainkan menundukkan orang
dengan daya kata. Oleh karena itu keyakinan hilang, dan zaman kebesaran
peradaban atena berakhir dengan kelenyapan paham.
Sofis adalah suatu sebab, bukan sebab semata-mata dari pada kemunduran
atena. Guru-guru sofis ada empat orang. Pertama Protogous, seorang
individualis, yang mengemukakan orang seorang dalam segala-galanya. Kedua
Gorgias, seorang ahli pidato yang membatalkan segala-galanya disebut nihilis.
Nihil artinya tak ada. Ketiga Hippias, seorang
yang banyak ragam pengetahuannya. Ia dinamai Ployhistor. Keempat Prodikos,
seorang moralis, tukang mengemukakan moral dengan suka mencemooh kepercayaan
orang.
1.
PROTAGORAS
Protagoras berasal dari
Abdera dari tahun 481-411 SM. Ia dahulu adalah berguru kepada Herakleitos “panta
rei”. Protagoras “manusia itu adalah
ukuran bagi segalanya, bagi yang ada karena adanya, bagi yang ada karena
adanya, bagi yang tidak ada karena tidaknya. Maksudnya bahwa semaunya itu
harus ditinjau dari pendirian manusia sendiri-sendirinya. Pendapatku adalah
hasil pandanganku sediri.
Protagoras mengatakan,
bahwa pandangan itu bentuk memuat pengetahuan yang cukup tentang barang yang
terpandang, tetapi bukan pengetahuan
tentang barang itu sendiri. Oleh karena itu manusia tidak mengetahui
keadaan barang itu sebagaimana keadaanya yang sebenarnya, melainkan sebagai
rupa pandangannya saja. Kebulatan pendirian Protagoras ialah bahwa tiap-tiap
buah pikiran yang lahir dari pemandangan adalah benar, tetapi sekira-kiranya
juga tidak. Protagoras yang sudah berusia 70 tahun lari ke Sisilia.
2.
GEORGIAS
Georgias
berasal dari Leontinoi di Sisilia. Ia hidup dari tahun 483-375 SM. Tahun 427 ia
datang ke Atena. Dasar yang dikemukakannya sebagai alas an meniadakan ada tiga.
Pertama, tak ada sesuatu. Sebab kalau
ada sesuatunya, mestilah ia terjadi dan ada pula selama-lamanya. Kedua, jika sekiranya ada sesuatu, ia tak dapat
diketahui. Sebab jika kiranya ada pengetahuan tentang yang ada itu, adalah ia
buah pikiran dan yang tidak ada sekali-kali tidak dapat masuk dalam pikiran.
Ketiga, jika kiranya kita mengetahui sesuatunya, pengetahuan itu tidak dapat
kita kabarkan kepada orang lain.
Jikalau dibandingkan ajaran Georgias dengan ajaran protagoras,
tampak perbedaan yang aneh. Kedua-duanya meniadakan kebenaran umum. Protagoras
berkata, bahwa tiap-tiap pendirian boleh benar”, Georgias mengatakan “tiap-tiap
pendirian salah”.
3.
HIPPIAS
Hippias berasal dari Elis.
Ia duduk di kota
tempat lahirnya mengajar berbagai ilmu: ilmu hitung, geometri (ilmu ukur) Ilmu
bintang, hokum bahasa (gramatika), musik dan banyak lagi lainnya. Menurut
pendapatnya “hukum negeri itu sang perkosa bagi manusia, sebab bertentangan
dengan hokum alam. Hippias tidak menyuruh orang melanggar hukum negeri,
maksudnya menyatakan saja.
4.
PRODIKOS
Prodikos berasal dari Keos, ia berkata: “Manusia itu ajaib tabiatnya. Apa
yang dipandangnya berguna, disembahnya sebagai dewa. Thrasymachos berkata:
“Mula-mula hanya ada perbedaan antara yang kuat dan yang lemah. “Dipandang dari
jurusan ini, tidak salah jika zaman sofistik disebut zaman “kesadaran” dan
“pembukaan pikiran”.
VI.
FILOSOFI KLASIK
Perubahan jalan pikiran dalam filosofi tidak terjadi sekonyong-konyong.
Ini ternyata benar timbulnya filosofi klasik yunani. Tetapi sofisme
mengemukakan pendirian yang subyektif, relative dan skeptis, berdasarkan ajaran
sokrates tentanng pengetahuan dan etika beserta filosofi alam yang berkembang
sebelum sokrates. Buah pikiran dan sistem pengetahuan Plato and Aristoteles
menguasai alam pikiran orang barat sampai kira-kira dua ribu tahun lamanya. Itulah
yang memberikan klasik kepada filosofi klasik.
1.
SOKRATES
Sokrates lahir di atena pada tahun 470 SM dan meninggal pada tahun 399 SM. Sokrates seorang filosof
dengan coraknya sendiri. Ajaran filosofisnya tak pernah dituliskannya,
melainkan dilakukannya dengan perbuatan, dengan cara hidup. Tabiatnya
sehari-hari ialah berjalan sekeliling kota,
mempelajari tingkah laku manusia dari berbagai segi kebenaran yang
sebenar-benarnya tidak tercapai. Sebab itu tiap-tiap pendirian dapat
“dibenarkan” dengan jalan retorika. Dengan filosofinya yang diamalkannya dengan
cara hidupnya ia mencoba memperbaiki masyarakat yang rusak. Orang diajak
memperhitungkan tanggung jawabnya. Tanya jawab adalah jalan baginya untuk
memperoleh pengetahuan. Itulah permulaan dialek. Dialektika asal katanya
dialog, artinya bersoal jawab antara dua orang. Dengan cara yang berani dan
jujur, sokrates banyak memperoleh kawan. Pemuda atena sangat cinta padanya. T
etapi sebaliknya, musuhnya juga banyak. Terutama pada pihak guru-guru sofis
serta pengikut-pengikutnya yang berpolitik, yang memperoleh kemenangan dengan
jalan retorika. Akhirnya sokrates diajukan kemuka pengadilan rakyat dengan dua
macam tuduhan. Tuduhan pertama ialah meniadakan dewa-dewa baru. Kedua ialah
mengatakan bahwa ia menyesatkan dan merusak fiil pemuda.
METODE SOKRATES
Sokrates tidak pernah menuliskan filosofinya. Jika ditilik benar-benar ia malah tidak mengajarkan
filosofi melainkan hidup berfilosofi. Bagi dia filosofi bukan isi, bukan hasil,
bukan ajaran yang berdasarkan dogma, melainkan fungsi yang hidup. Filosofi
mencari kebenaran. Ia bukan ahli pengetahuan, melainkan pemikir, sebab itu
pandangan kita itu selalu bersifat subyektif. Sebab itu pula pengetahuan yang
sahih tidak terdapat dengan penglihatan. Hanya pikiran dapat mencapai
pengetahuan yang sebenar-benarnya. Bagi Parmenidas, pendapat manusia itu,
sebagai buah pengalamannya, tak lain dari pada baying-bayang, rupanya saja,
yang tidak ada mengandung kebenaran sedikit juga.
Penglihatan tak pernah sampai kedalam sanggup “melihatnya”. Tetapi
sebaliknya, pikiran hanya mungkin karena penglihatan. Penglihatan itu
menghasilkan barang buat pikiran. Akhirnya ia menyangka, bahwa kedua-duanya itu
barang kali sudah semestinya bertentang. Sebab itu katanya : “Kebenaran itu
dalam sekali letaknya, tidak terjangkau semuanya oleh manusia. “Demokratis
adalah filosofi yang penghabisan dari pada filosofi alam.
Tetapi paham etik Demokritos masih terpaut kepada pandangannya tentang
alam, terlepas sama sekali dri pengaruh rasa dan perasaan. Manusia juga dengan
bintang dipengaruhi oleh hawa nafsu. Tetapi ada bedanya. Selagi bintang itu
semata-mata ta’luk akan hawa nafsunya, manusia dapat melawan hawa nafsu itu
dengan akalnya. Empedokles dan Anaxagoras memakai dasar dualisme, dua keterangan, tentang kejadian alam.
Tujuan filosofi Sokrates ialah mencari kebenaran yang berlaku untuk
selama-lamanya. Disini berlainan pendapatnya dengan guru-guru sofis, yang
mengajarkan semuanya relatif dan subyektif dan harus dihadapi dengan pendirian
yang sketis. Sokrates berpendapat bahwa kebenaran itu harus dicari.
Begitulah cara sokrates mencapai pengertian. Dengan melalui induksi
sampai kepada Definisi. Definisi
yaitu pembentukan kurikulum yang umum lakunya. Pengertian menurut paham
sokrates sama dengan apa yang disebut kant : Prinsip regulative, dasar
menyusun. Dengan jalan begitu, hasil yang dicapai tidak lagi takluk kepada
paham subyektif, seperti yang diajarkan oleh kaum sofis, melainkan umum
sifatnya, berlaku untuk selama-lamanya. Induksi dan definisi menuju pengetahuan
yang berdasarkan pengertian.
Sebab itu tepat sekali sokrates mengatakan : Budi ialah tahu. Maksudnya,
budi baik timbul dengan pengetahuan manusia yang dirusak oleh ajaran sofisme
mau dibentuk kembali.
ETIK SOKRATES
Budi adalah tahu, kata sokrates. Inilah inti sari pada etiknya. Orang
yang berpengetahuan dengan sendirinya berbudi baik. Ajaran etik sokrates
intelektual sifatnya. Selain itu juga rasional. Apabila budi adalah tahu, maka
tak ada orang yang sengaja atas maunya sendiri, berbuat jahad. Kedua-duanya
budi dan tahu bersangkut-paut.
Apa itu “kesenangan hidup”? “ini tak pernah dipersoalkan oleh sokrates,
sehingga murid-muridnya kemudian memberikan pendapat mereka sendiri-semdiri,
yang satu bertentangan dengan yang lain. Menurut sokrates manusia itu pada
dasarnya baik. Seperti dengan segala barang yang ada itu ada tujuannya. Begitu
juga hidup manusia.
Dari pandangan etik yang rasional itu, sokrates sampai kepada sikap hidup
yang penuh dengan rasa keagamaan. Menurut keyakinannya, menderita kezaliman
baik berbuat zalim. Juga dalam segi pandangan Sokrates yang berisi keagamaan,
terdapat pengaruh paham rasionalisme. Semuanya itu menunjukkan kebulatan
ajarannya yang menjadikan ia seorang filosof yang terutama diseluruh masa
MURID-MURID SOKRATES
Diantara murid-murid Sokrates ada tiga yang mengaku meneruskan
pelajarannya, yaitu :
1)
Euklides, mengajarkan filosofi di kota Megara.
Sebelum ia belajar pada sokrates ia telah mempelajari filosofi Elea terutama ajaran Permenides yang mengatakan, bahwa
yang ada itu satu ada, satu, tidak berubah-ubah. Pendapat ini disatukan dengan
etik Sokrates.
2)
Antistenes, mula-mula murid guru
sofis Gorgias kemudian dia menjadi pengikut Sokrates. Setelah meninggal ia
membuka sekolah filosofi di Atena dan diberi nama Gymnasium Kynosarges. Sebab
itu ajarannya sering disebut filosofi dari mazhab Kynia. Menurut ajaran
Antithenes, budi adalah satu-satunya yang baik. Diluar itu tidak perlu
kesenangan hidup. Mencari kesenangan sebagai tujuan adalah perbuatan yang
salah.
3)
Aristippos, mengajarkan
filosofinya di Kyrena. Mula-mula ia belajar pada guru-guru sofis dan kemudian
menjadi murid sokrates. Dalam pelajarannya ia sangat jauh menyimpang. Menurut
pendapatnya kesenangan hidup harus menjadi tujuan, sebab itu ajarannya disebut Hindunisme. Sungguhpun euklades,
antisthenes dan Aristippos masing-masing mendirikan sekolah sokrates sebagai
tanda cintanya kepada gurunya, mereka bukanlah pengikut sokrates yang
sepenuh-penuhnya. Murid sokrates yang sebenar-benarnya ialah Plato.
2.
PLATO
Plato dilahirkan di atena pada tahun 427 SM. Dan meninggal di sana pada tahun 347 SM,
dalam usia 80 tahun. Ia berasal dari keluarga aristokrasi yang turun-temurun
memegang peran penting dalam politik di Atena. Ia pun bercita-cita sejak
mudanya untuk menjadi orang Negara. Tetapi perkembagan politik di masanya tidak
memberi kesempatan kepadanya untuk mengikuti tidak memberi kesempatan jalan
hidup yang diinginkannya.
Sejak umur 20 tahun plato mengikuti pelajaran sokrates. Sampai pada akhir
hidupnya tetap menjadi pujaanya. Pandangan filosofinya sudah jauh menyimpang
dan sudah lebih lanjut dari pendapat gurunya. Sokrates di gambarkan sebagai
juru bahasa isi hati rakyat di Atena yang tertindas karena kekuasaan yang
saling berganti. Kekuatan demokrasi yang meluap menjadi anarki dan sewenang-wenang
digantikan berturut-turut oleh kekuasaan seorang tiran dan oligarky. Akhirnya
membawa Atena lenyap kebawah kekuasaan asing.
Tak lama sesudah Sokrates meninggal, plato pergi dari Atena. Itulah
permulaan ia mengembara 12 tahun lamanya, dari tahun 399SM-381SM. Mula-mula ia
pergi ke Megara,
tempat Eoklides mengajarkan filosofnya.
Dengan tuduhan bahwa plato berbahaya bagi kerajaannya. Plato disuruh
ditangkap dan dijual sebagai budak. Nasib baik bagi plato, dipasar budak ia
dikenal seorang bekas muridnya. Annikeris dan ditebusnya sahabat-sahabat dan
pengikut plato bersama-sama mengmpulkan uang untuk membangun sekolah tempat ia
mengerjakan filosofinya. Juga dibangun pondok-pondok yang dihiasi dengan kebun
yang indah di sekitarnya. Tempat itu diberi nama : “Akademia”. Disitulah plato
sejak berumur 40 tahun, pada tahun 287 SM sampai meninggalnya dalam usia 80
tahun, mengajarkan filosofinya dan mengarang tulisan-tulisan yang tersohor
sepanjang masa.
Memberi uraian dan mengajar filosofi berdasarkan dialog, bersoal jawab,
adalah kerja plato yang teutama di Akademia itu. Pada tahun 367 s.M., setelah
plato 20 tauhn tahun menetap dalam akademia, diterimanya undangan dan desakan
dari Dion untuk datang ke Sirakusa. Dion berharap supaya plato dapat mendidik
dan mengajarkan kepada raja yang masih muda itu pandangan filosofi tentang kewajiban
pemerintah menurut pendapat plato. Tertarik oleh cita-citanya untuk
melaksanakan teori pemerintahannya di dalam praktik, plato berangkat ke
Sirakusa. Tetapi 6 tahun kemudian, pada tahun 361 s.M. hati plato terpikat lagi
untuk datang ke tiga kalinya ke Sirakusa. Raja Dionysios II memandang sebagai
suatu kehormatan apabila seorang filosof yang begitu tersohor berada di dalam
istananya. Dengan kesabaran hati seorang filosof ia kembali ke Atena. Sejak itu
ia memusatkan perhatiannya kepada academia sebagai guru dan pengarang.
Plato tidak pernah kawin dan tidak punya anak, kemenakannya SPEUSIPPOS
menggantikannya mengurus akademia,
BUAH TANGAN PLATO
Tulisan plato
hamper rata-rata berbentuk dialog. Jumlahnya tidak kurang dari 34 buah. Belum
dihitung lagi tulisan-tulisannya yang berupa surat dan puisi. Yang sukar ialah menentukan
waktu mengarangknya semuanya ditulisnya dalam masa lebih dari setengah abad.
Ada 2 pendapat yang terkemuka tentang
cara memahamkan buah tangan plato :
Yang pertama
cara metodik yang dikemukakan oleh F.R. SCHLEIER MACHER dalam kata pendahuluan
bukuny, yang berisikan terjemah dialog-dialog plato kedalam bahasa jerman
(1804-1810 dan 1828)
Yang kedua cara
genetic, mengikuti perkembagnan yang dikemukakan oleh CARL FRIEDRICH HERMANN
dalam bukunya tentang “sejarah dan sistem filosofi Plato”. Terbit pada tahun
1839.
Segala yang
ditulisnya itu dapat ditempatkan dalam 4 massa,
tiap-tiap massa
mempunyai karekteristik sendiri :
Pertama
karangan-karangan yang ditulisnya pada masa mudahnya ialah I. Lysis Charmides
dan Euthphyron. Dalam seluruh dialog itu Pato tetap berpaling pada pendirian
gurunya Sokrates dalam tulisannya yang berkepala Protagoras tajam sekali
dikemukakan dipertentangan ajaran kaum sofis dengan sokrates. Tulisanya itu
ditulisnya sebelum Sokratres meninggal.
Kedua , buah
tangan yang ditulisnya dalam masa yang terkenal sebagai “masa peralihan”. Masa
itu disebut juga masa Megara,
yaitu waktu Plato tinggal sementara disitu. Tulisannya dalam masa itu ialah
Georgias Kratylos, Menon, Hippias, dan beberapa lainnya. Yang kemudian menjadi
pusat pandangan filosofinya,
Ketiga , buah
tangan yang disiapkannya di masa matangnya. Tulisanya yang terkenal dari waktu
itu dan kesohor sepanjang masa ialah Phaidros, Symposion, Phidon, dan Politea
buku II-X ajaran tentang idea menjadi pokok pikiran plato dan menjadi dasar
bagi teori pengetahuan metafisika, fisika, psikologi, etika, politik, dan
estetika. Berdasarkan pandangan agama, yang terpengaruh oleh ajaran orfisme dan
Phythagoras. Dan itulah inti sari dari pada filosofinya.
Keempat buah
tangan yang ditulisnya, pada hari tuanya, dialog-dialog yang dikarangnya di
masa itu sering dsebut Theaitetos, Sophistos, Philibos, Timaios, Kritias dan
nomoi. Tetapi ada ahli-ahli yang menyangsikan keaslian beberapa dialog itu.
Kedudukan logika lebih terkemuka untuk memahamkan isi Timoios seluruhnya orang
harus mempuyai pengetahuan lebih dahulu tentang ilmu-ilmu special, terutama
ilmu alam dan ilmu kesehatan.
Dengan
keberanian yang luar biasa ia berjuang menentang yang berkusa di dunia dan
berusaha dengan sepenuh jiwa dan raga untuk memperbaiki dunia dan menobatkanya.
TENTANG IDEA
Intisari dari
pada filosofi plato ialah pendapatnya tentang idea. Itu adalah suatu ajaran
yang sangat sulit memahamkannya. Salah stu sebab ialah bahwa pahamnya tentang
idea selalu berkembang. Bermula idea itu dikemukakannya sebagai teori logika.
Kemudian meluas menjadi pandangan hidup, menjadi pendasar hukum bagi ilmu dn
politik social dan mencakup pandangan agama. Sokrates telah mulai filosofinya
dengan mencari pengertian tentang itu apa yang disebut berani, apa yang
dikatakan berpaham, apa keadilan, apa adanya kebaikan?
Pengertian yang
dikemukakan oleh sokrates, diperdalam oleh sokrates, diperdalam oleh Plato
menjadi idea. Idea itu lain sekali hubungannya dengan pendapat orang-orang.
Berlakunya idea itu untuk tidak bergantung kepada pandngan dan pendapat orang
banyak. Ia timbul semata-mata dari kecerdasan berpikir. Yang dicari dengan
pikiran ialah idea. Idea pada hakikatnya sudah ada. Tinggal mencari saja lagi.
Pokok tinjauan filosofi Plato ialah mencari pengetahuan tentang pengetahuan.
Ialah bertolak dari ajaran gurunya Sokrates yang mengatakan “budi ialah tahu”.
Budi yang berdasarkan pengetahuan menghendaki suatu ajaran tentang pengetahuan
sebagai dasar filosofi. Pertentangan antara pikiran dan pandangan menjadi
ukuran bagi plato.
Idea menurut
paham Plato tidak saja pengertian jenis, tetapi juga bentuk daripada keadaan yang
sebenarnya. Idea bukanlah suatu pikiran, melainkan suatu realita. Pendapat Plato
tentang dunia yang tidak bertubuh merupai pendapat Parmenides tentang adanya
yang satu, kekal dan tidak berubah-ubah.
Pertetangan yang
hebat antara kaum sofis dan sokrates di alihkan oleh Plato kedalam dunia yang
berada
Plato membagi
pengertian yang ada di dalam dunia idea itu dalam 2 golongan. Pertama, pengertian budi, yang dicari Sokrates
dengan normati. Pengertian budi itu akan menentukan tujuan dan nilai dari pada
penghidupan etik. Kedua, pengertian
matematika,pengertian matematika, yang dalam pengalaman tak pernah
dilaksanakan. Dalam pandangan tidak pernah terdapat bangunan matematika yang
sebenarnya. Bola yang diperbuat dengan alat teknik yang sebaik-baiknyapun tidak
sempurna, tidak sama benar dengan bola dalam pengertian matematik. Pembagian
pengertian dalam 2 golongan itu besar kelanjutannya dalam praktik hidup dan
ilmu.
Menurut Plato,
sebanyak pengertian sebanyak itu pula jenis idea. Terhadap tiap pengertian yang
bersangkutan dengan barang, sifat, hubungan, ada idea yang bertepatan tetapi
seluruh dunia idea itu meruakkan satu yang di dalamny terdapat pertingkatan
derajat. Idea yang tertinggi ialah idea kebaikan, sebagai Tuhan yang membentuk
dunia.
Dalam sistem
hirarki itu dibawah idea kebaikan berada jiwa dunia yang sebagai badan yang
tidak bertubuh masuk ke dunia dan menggerakkannya
Demikian
seterusnya tersusun idea berturut-turut dalam urutan yang diliputi oleh
kesatuan. Dalam ajaran Plato tentang idea ad suatu konsepsi yang ganjil
rupanya, tetapi tetap duduknya, jika ditinjau dari cara berpikir antara dunia
yang bertubuh dan dunia yang tidak bertubuh dibentangkan suatu daerah
perpisahan yangnetral. Daerah itu ialah daerah lukisan matematik.
ETIK PLATO
Seperti juga pandangan
Sokrates, etik plato bersifat intelektuil dan rasionil. Dasar ajarannya ialah
mencapai budi baik titik budi ialah tahu. Orang yang berpengetahuan dengan
semdirinya berbudi baik. Sebab itu sempurnakanlah pengetahuan dengan pengertian
Tujuan hidup ialah
mencapai kesenangan hidup. Yang dimaksud dengan kesenangan hidup itu bukanlah
memuaskan hawa nafsu di dunia ini. Kesenangan hidup diperoleh dengan
pengetahuan yang tepat tentang nilai barang-batang yang dituju. Menurut Plato,
ada dua macam budi. Pertama, budi filosofi yang timbul dari pengetahuan dengan
pengertian. Kedua, budi biasa yang terbawa oleh kebiasaan orang banyak sikap
hidup yang dipakai tidak terbit dari keyakinan, melainkan disesuaikan kepada
moral orang banyak dalam hidup sehari-hari. Tujuan budi filosofi yang terletak
dalam dunia yang tidak kelihatan.
Tanda dunia idea
ialah tidak berubah-ubah, pasti dan tetap dan merupakan bentuk yang asal.
Itulah yang membedakannya dari dunia yang nyata.
NEGARA IDEAL
Dalam buku republic yang menjadi tujuan hidup Plato
tergambar pendapatnya tentang pembinaan Negara, masyarakat dan pendidikan.
Plato hidup dalam masa Atena menempuh jalan turun setelah mencapai kedudukan
yang gilang-gemilang dalam segala lapangan.
Pandangan Plato
tentang Negara dan ruasnya masih terpaut pada masanya. Ialah lebih memandang
kebelakang dari muka. Negara Grik, di masa itu ialah kota. Jumlah penduduknya tidak lebih daripada
2 atau 3000 jiwa. Penduduk kota ialah
orang-orang merdeka, yang mempunyai milik tanah terletak diluar kota yang dikerjakan oleh
budak-budaknya. Diantara mereka terdapat saudagar, tukang, pandai seni, dan
pejabat Negara. Menurut kebiasaan di waktu itu pekerjaan yang kasar dikerjakan
oleh budak belian. Mereka itu tidak dianggap sebagian penduduk sebab tidak merdeka.
Negara yang
ideal harus berdasar pada keadilan. Tetapi apakah keadilan? Plato mengupas
masalah keadilan itu dengan panjang lebar berupa percakapan, dialog, antara
sokrates dengan beberapa kawannya. Seorang Sofis bernama Thrasymachus mencoba
memutuskan persoalan itu dengan mengatakan, bahwa kekuasaan adalah hokum dan
keadilan adalah kepentingan golongan yang kuat. Berbagai pemerintah, baik yang
demokrasi maupun yang aristokrasi atau Autokrasi, membuat undang-undang
kepentingan mereka masing-masing.
Golongan tengah
ialah penjaga atau “pembantu” dalam urusan Negara. Terhadap keluar tugas mereka
mempertahankan Negara dari serangan musuh.
Golongan atas
ialah kelas pemerintah atau filosof. Mereka terpilih dari yang paling cakap dan
terbaik dari khas penjaga, setelah menempuh pendidikan dan latihan special
untuk itu. Tugas mereka ialah membuat undang-undang dan mengawasi
pelaksanaanya. Mereka memangku jabatan tertinggi.
Plato
berpendapat bahwa dalam tiap-tiap Negara segala golongan dan segala orang-orang
adalah alat semata-mata untuk kesejahteraan semuanya. Kesejahteraan semua
itulah yang menjadi tujuan yang sebenarnya. Oleh karena Negara ideal tergantung
kepada budi penduduknya, pendidikan menjadi urusan yang terpenting. Menurut
Plato pendidikan anak-anak dari umur 10 tahun ke atas menjadi urusan Negara,
supaya mereka terlepas dari pengaruh orangtuanya. Dasar yang utama bagi
pendidikan anak-anak ialah gimnastik (senam) dan musik. Tetapi gimnastik di
dahulukan, karena menyehatkan badan dan pikiran.
Banyak pengarang
yang menamakan ciptaan Plato tu suatu sistem sosialisme. Tetapi jika ditinjau
benar-benar Negara ideal itu hanya merupakan Negara social yang tujuannya
menghilangkan kemiskinan dan menegakkan keadialan.
3.
ARISTOTELES
Aristoteles
lahir di Stageria pada semenajung Kalkidike di Trasia (Balakan) pada tahun 384
s.M. dan meninggal di Kalkisa pada tahun 322 s.M. ia mencapai umur 63 tahun.
Bapaknya yang bernama Machaon adalah seorang dokter istana pada raja Macedonia
Amyntas II. Dari kecil ia mendapat asuhan dari bapaknya sendiri. Ia mendapat
pelajaran dalam hal teknik membedah. Karena itu perhatiannya banyak bertumpah
kepada ilmu-Ilmu alam, terutama ilmu biologi. Sampai berumur 18 tahun
pendidikannya dipimpin oleh bapaknya.
Tatkala bapaknya
meninggal, ia pergi ke Atena dan belajar pada Plato di Akademia. 20 tahun
lamanya Aristoteles menjadi murid Plato dan bergaul dengan dia. Ia rajin
membaca dan mengumpulkan buku-buku. Dirumahnya disusunya suatu bibliotik.
Itulah bibliotik yang pertama yang dapat di Atena. Plato mempunyai penghargaan
yang besar terhadap muridnya dan rumah dia itu diberi nama julukan “rumah
pembaca”.
Aristoteles
memperoleh pengetahuan yang universal. Kecerdasannya yang luar biasa, yang
menjadi pembawaan dirinya, memudahkan ia menguasai sampai mendalam samapi
hamper segala ilmu yang diketahui pada masanya. Ia mengakui, bahwa hakekat
daripada sesuatu tidak terletak pada keadaan bendanya, melainkan pada
pengertian adanya, pada idea. Tetapi idea itu tidak terlepas sama sekali dari
keadaan yang nyata. Aristoteles membagi adanya itu dalam berbagai lingkungan
seperti fisika, biologi, etika, politik dan psikologi. Dan adanya yang
dipelajarinya dalam lingkungan itu ialah kenyataan-kenyataan yang kelihatan.
Setelah plato
meninggal, Aristoteles meninggalkan Atena bersama-sama dengan Xenokrates,
kawannya belajar di akademia. Waktu itu ia mencapai usia 38 tahun. Setelah 29
tahun duduk belajar di Atena ia ingin berkeliling dunia untuk meluaskan
pandanganya.
Aristoteles dan
Xenokrates berangkat kesebuah kota kecil di
pantai Asia Minor. Hermeias kemudian
menikahkan dia dengan anak saudaranya yang perempuan, bernama Phityas. Aristoteles
bertolak ke kalkis, sutu tempat yang terletak dipulau Eubua. Disana ia
mempunyai sebuah rumah yang terpelihara baik dengan pekarangannya serta tanah
yang cukup luas. Tetapi belum lagi setahun disitu ia jatuh sakit. Penyakit
perut yang membawa ia maut. Pada tahun
322 s.M. Aristoteles menghembuskan nafas yang penghabisan dalam usia 63 tahun.
Diantara buah tanganya yang berkumpul kemudian banyak yang masih beru pa
catatan kuliah.
PANDANGAN ARISTOTELES
Aristoteles
sependapat dengan gurunya, bahwa tujuan yang terakhir dari pada filosofi ialah
pengetahuan tentang adanya dan umum. Juga dia mempunyai keyakinan, bahwa
kebenaran yang sebenarnya hanya dapat dicapai dengan jalan pengertian.
Pandangan lebih realis dari pandangan Plato, yang selalu didasarkan pada yang
abstrak
LOGIKA
Aristoteles
terkenal sebagai “Bapak” logika. Itu tidak berarti , bahwa sebelum dia tidak
ada logika. Tiap uraian ilmiah berdasarkan logika. Logika tidak lain berpikir
secara teratur menurut urutan yang tepat atau berdasarkan hubungan sebab dan
akibat. Segala orang ilmiah dan ahli filosofi sebelumnya Aristoteles
mempergunakan logika sebaik-baiknya.
Inti sari dari
pada ajaran logikanya ialah syylogismas. Disalin
dengan bahasa Indonesia boleh disebut silogistik. Atau dapat pula dipakai kata natijah, berasal dari bahasa arab.
Silogistik maksudnya uraian berkunci, yaitu menarik kesimpulan dari kenyataan
yang umum atas hal yang khusus, yang tersendiri. Suatu misalnya daripada
silogistik itu ialah semua orang bakal mati. Aristoteles merasa bangga dengan
pendapatnya itu. Dan filosofinya yang besar imanuel Kant mengatakan 21 abad
kemudian, bahwa sejak Aristoteles logika tidak maju selangkah pun dan tidak
pula dapat mundur. Sebabnya ialah karena logika bergantung kepada pengalaman
yang berlungu dari generasi ke generasi seperti ilmu lainnya. Aristoteles
membagi logika dalam 3 bagian, yaitu mempertimbangkan, menarik kesimpulan, dan
membuktikan atau menerangkan. Pengertian tentang yang ada hanya itu dibagi
dalam 10 macam, yang disebut kategori. Kategori yang 10 ialah :
1. Substansi
(barang), kesannya manusia, kuda
2. Kuantita
(jumlah) , misalnya 2 atau 3 ekor panjang
3. Kwalita
(sifat), misalnya putih, beradab
4. Realis (hubungan),
misalnya 2 kali, setelah lebih besar
5. Tempat,
misalnya dipasar, dalam lyceum
6. Waktu,
misalnya kemarin, tahun yang lalu
7. Sikap,
misalnya tidur, duduk
8. Keadaan,
misalnya bersepatu, bersenjata
9. Kerja
(aktif), misalnya memotong, membakar
10. Menderita
(pasif), missal dipotong, dibakar
Menurut
Aristoteles, realita yang obyektif tidak saja tertangkap dengan pengertian,
tetapi juga bertepan dengan dasar-dasar metafisik dan logika yang tertinggi.
Dasar itu ada 3. pertama, semua yang benar harus sesuai dengan adanya sendiri.
Ini terkenal
sebagai identika. Kedua dari 2 pertanyaan tentang suatu, dimana yang satu
mengiakan dan yang lagi menindahkan, hanya satu yang benar. Ini disebut hokum penyangkalan (kontradiksi). Inilah
menurut Aristoteles yang terpenting dari segala prinsip. Ketiga, antara 2
pernyataan yang bertentangan mengiadakan dan meniadakan, tidak mungkin ada
pernyataan yang krtiga. Dasar ini disebut hokum penyingkaran yang ketiga.
Menurut Aristoteles, adanya yang sebenarnya ialah yang umum dan berpengetahuan
tentang itu ialah pengertian. Dalam hal ini ia tetap masih mengikuti Plato.
Yang ditentangnya dalan ajaran gurunya ialah berpisah yang absolute antara yang
umum dan yang khusus, antara idea dan gambaranya, antara pengertian dan pemandangan,
antara ada dan menjadi.
METAFISIKA
Metafisikanya
Aristoteles berpusat pada persoalan “barang” dan bentuk. Dalam uraian yang
lalu. Bentuk dikemukakannya sebagai pengganti pengertian idea Plato yang
ditolaknya. Bentuk ikut serta memberikan kenyataan kepada benda. Tiap-tiap
benda di dalam dunia yang lahir ini adalah barang yang berbentuk barang atau
materi dalam pengertian Aristoteles berlahir dan dari pendapat biasa tentang
materi.
Segala perubahan
itu ada empat sebabnya yang pokok. Pertama, barang yang memungkinkan terjadi
sesuatu atasnya dan dengannya. Sebab itu disebut sebab barang. Kedua, bentuk
yang terlaksana di dalam barang. Ini disebut sebab bentuk. Ketiga, sebab yang
datang dari luar. Sebab gerak yang diuraikan tadi. Ini sebab dan tujuan. Dalam
hal ini terdapat perbedaan yang besar antara Aristoteles dan Demokritos.
Demokritos menganggap segala kejadian di dalam itu sebagai gerak mekanisme yang
tidak berjiwa, gerak hubungan dan gerak pisah menurut hokum-hukum mekanik atas
atom dan lapang yang kosong. Aristoteles memandang perubahan di alam dari
potensia menjadi aktualita seperti perkembangan biji yang mengandung
kemingkinan di dalamnya menjadi pohon yang hidup menurut hokum yang tidak
kelihatan.
Dengan pandangan
metafisika senacam itu Aristoteles meletakkan dasar bagi prinsip perkembangan.
FILOSOFI ALAM
Tulisan
Aristoteles yang terbanyak mengenai masalah alam. Ia menulis tentang langit dan bintang-bintang, tentang gerak
timbul dan lenyap, tentang jenis hewan dan sejarahnya, tentang tumbuh-tumbuhan
dan jiwa. Pengetahuan yang luas itu berdasarkan pengamatan dan pengalaman,
tidak saja mengagumkan orang pada masanya, malahan mempengaruhi juga jalan
semuanya yang berhubungan dengan materi dan bahan-bahan yang bergerak dan diam.
Perubahan atau gerakan dalam arti luas dapat dibagi dalam timbul dan lenyap.
Gerakan dalam arti yang terbatas merupakan perubahan kwantita, perubahan
kwalita dan perubahan tempat. Perubahan tergantung pada tempat dan waktu.
Menurut Aristoteles alam ada untuk selama-lamanya. Bumi kita ini terbentuk dari
anasir-anasir yang empat seperti yang dikemukakan oleh Empedokles ; api, air,
udara, dan tanah. Anasir-anasir itu adlah pemengku sifat-sifat yang
bertentangan : berat dan ringan, panas dan dingin, kering dan basah. Makin ke bumi
makin berat. Makin ke langit makin ringan.
Dalam sistem
Aristoteles, ilmu jiwa psikologi adalah bagian dari biologi. Ia mengemukakan
tiga jenis jiwa yang berurutan sifat kesempurnaannya. Pertama, jiwa tanaman
yang tujuannya menghasilkan dan melaksanakan pertumbuhan. Kedua jiwa hawa.
Disebelah melaksanakan petumbuhan jiwa dan hewan mempunyai perasaan dan
keinginan dan mendorong hewan sanggup bergerak dalam tempat. Ketiga , jiwa
manusia yang selain dari mempunyai perasaan dan keinginan juga mempunyai akal.
Ia meragukan
tiga macam bentuk tata negara, yaitu :
1. Monarki
atau basileia
2. arisrokrasi,
yaitu pemerintah oleh orang-orang yang sedikit jumlahnya
3. Politeia
atau menurut etik Aristoteles disebut “timokrasi”, yaitu pemerintahan
berdasarkan kekuasaan seluruh rakyat. Dalam istilah sekarang disebut
“demokrasi”
No comments:
Post a Comment