BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanpa
penemuan teknologi di bidang kedokteran,tak dapat dibayangkan bagaimana
beragam penyakit yang semakin kompleks dapat teratasi.Kemajuan dalam
banyak bidang telah diikuti pula beragam penyakit yang makin tidak mudah
mengatasinya.Sumbangsih terbesar bagi kemajuan dunia kedokteran adalah
hasil dari ditemukannya berbagai macam teknologi di bidang kedokteran
adalah orang-orang yang memiliki kepedulian tinggi pada dunia
kemanusiaan.
Penemuan
teknologi bidang kedokteran,ternyata tidak hanya dilakukan oleh
praktisi kesehatan,orang-orang di luar bidang pun turut andil
menemukannya.Ini merupakan satu hal yang dapat Anda petik dari buku
ini.Robert Langer,misalnya.ilmuwan dari MIT yang berhasil menemukan
polimer untuk aplikasi biomedis ini bukan berasal dari lingkungan
kedokteran.
Bukan
saja untuk usia tua,usia muda pun turut berkiprah dalam ragam penemuan
bidang kedokteran.Misalnya,Michael Callahan,sang penemu AUDEO.Terdorong
keinginan membantu orang sakit berkomunikasi,pria kelahiran 1982 ini
mewujudkan kecintaannya pada nanoteknologi dan neurosains dengan
menemukan AUDEO.Alat ini merupakan komunikasi orang sakit yang dapat
dioperasikan tanpa menyentuh tombol apapun.Masih banyak Callahan dan
Robert Langer lain yang dapat ditemui dalam buku ini
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tegnologi
Tegnologi
berasal dari istilah teckne yang berarti seni (art) atau keterampilan.
Menurut Dictionary of Science, teknologi adalah penerapan pengetahuan
teoritis pada masalah-masalah praktis.
Memahami
teknologi tidak dapat dipisahkan dari ilmu pengetahuan alam (nature
science) dan rekayasa (engineering). Ilmu pengetahuan alam adalah input
bagi proses ilmu rekayasa sedangkan teknologi adalah hasil proses
rekayasa.
Di
antara ketiganya, IPA menggunakan lambing-lambang komunikasi yang
paling pasti seperti matematika, fisika, kimia, biologi sehingga
kemungkinan untuk disalah mengerti kecil sekali. Proses rekayasa sudah
barang tentu menggunakan lambing-lambang yang digunakan dalam IPA,
tetapi Rekayasa juga sedikit menggunakan bahasa-bahasa yang digunakan
dalam ilmu social sehingga mudah dipahami. Jadi Rekayasa adalah wilayah
tengah-tengah, dimana dapat menggunakan lambing-lambang dalam IPA dan
juga mampu di pahami karena terdapat ilmu sosialnya. Sedangkan
Teknologi, kerena fungsinya adalah untuk mempermudah kegiatan manusia
maka harus lebih dimengerti manusia sehingga teknologi mampu digunakan
oleh manusia itu sendiri.
a. Manusia tidak dapat dipisahkan lagi dengan teknologi
b. Manusia memerlukan teknologi dalam seluruh aspek kehidupannya
c. Teknologi menjadi tempat dan lingkungan hidup manusia (habitat).
2. Sejarah Tentang Tegnologi Kodokteran
Dalam suatu pertemuan ilmiah, 3 orang ilmuwan dari Amerika, Jerman dan
Indonesia saling berbincang tentang perkembangan teknologi kedokteran
yang telah dicapai di negaranya masing-masing. Ilmuwan Amerika berkata:
" di Washington, lahir seorang bayi tanpa lengan, sehingga kami harus
memasang tangan buatan untuk membantunya. Sekarang ia sudah dewasa
dan berhasil menjadi juara dunia tinju serta merebut medali emas di
olimpiade ".
Indonesia saling berbincang tentang perkembangan teknologi kedokteran
yang telah dicapai di negaranya masing-masing. Ilmuwan Amerika berkata:
" di Washington, lahir seorang bayi tanpa lengan, sehingga kami harus
memasang tangan buatan untuk membantunya. Sekarang ia sudah dewasa
dan berhasil menjadi juara dunia tinju serta merebut medali emas di
olimpiade ".
Kemudian si ilmuwan Jerman menambahkan : " itu sih tidak ada apa -
apanya. Di Berlin seorang bayi lahir tanpa sepasang kaki, sehingga kami
harus memasang kaki buatan. sekarang ia juga sudah dewasa dan berhasil
menjadi juara dunia lari marathon serta merebut 3 medali emas olimpiade "
Tanpa mau kalah, ilmuwan Indonesia menyela : " hanya itukah yang bisa
kalian peroleh, medali emas olimpiade ?.
apanya. Di Berlin seorang bayi lahir tanpa sepasang kaki, sehingga kami
harus memasang kaki buatan. sekarang ia juga sudah dewasa dan berhasil
menjadi juara dunia lari marathon serta merebut 3 medali emas olimpiade "
Tanpa mau kalah, ilmuwan Indonesia menyela : " hanya itukah yang bisa
kalian peroleh, medali emas olimpiade ?.
Di Pare Pare, Sulawesi Selatan, lahir seorang bayi tanpa kepala. Agar tetap
hidup kami kemudian memasang sebutir kelapa sebagai pengganti kepala.
Dan ia sekarang menjadi Presiden Republik Indonesia " .
hidup kami kemudian memasang sebutir kelapa sebagai pengganti kepala.
Dan ia sekarang menjadi Presiden Republik Indonesia " .
3. Pentingnya Tegnologi Kedokteran Dirumah Sakit
Kalau
melihat perkembangan teknologi kedokteran dan kebijakan untuk rumah
sakit tak ada habisnya mulai dari program INA-DRG, Case Mix, Sistem
Informasi Manajemen RS, hingga medical imaging dan medical engineering.
Ujung-ujungnya adalah pada patient care dan patient safety. Rumah sakit
tidak cukup alasan untuk mengesampingkan 2 unsur tersebut oleh karena
usaha dibidang ini bak dua sisi mata uang yang tidak terpisahkan. Satu
sisi adalah sebagai organisasi sosial dan satu sisi adalah institusi
bisnis. Namun belakangan pergeseran fungsi ini lebih banyak kekanan
daripada ke kiri. Ini artinya fungsi sosial RS sudah mulai bergeser
menjadi yang kurang dominan.
Salah
satu hal yang menyebabkan pergeseran ini salah satunya adalah kemampuan
teknologi dan resources SDM RS yang cenderung tidak berimbang. Di satu
sisi teknologi informasi komputer berkembang cepat tapi disisi lain
kemampuan SDM bergerak pasif bahkan cenderung stagnan. Hal ini
menyebabkan berbagai peralatan IT dan teknologi kedokteran tidak
mencapai kapasitas maksimal padahal alat-alat kedokteran hampir bisa
ditebak ”pasti” mahal. Padahal peralatan2 tersebut diperoleh dengan cara
hutang atau sewa dari perusahaan supplier. Kesalahan prosedur
penggunaan dan perawatan alat maupun teknologi menyebabkan tergangunya
utilitas yang berakibat mengganggu pendapatan RS. Di samping itu biaya
perawatan alat yang mahal merupakan beban tersendiri karena alat
tersebut tidak memiliki spare part di Indonesia.
Beban
tersebut saat ini dijadikan alasan mengapa akses layanan teknologi di
RS mahal. Untuk menutupi biaya operasional tersebut tidak jarang pihak
menajemen RS membebankannya kepada pasien secara tidak obyektif.
Hitung-hitungan tersebut buntutnya akan menaikkan biaya pelayanan yang
sangat mahal.
Salah
satu solusinya adalah penguasaan teknologi kedokteran. Pemakaian
produk-produk bangsa perlu ditingkatkan lebih banyak lagi. USG produk
lokal, EKG, Nebulizer, kursi roda, Bed ICU, Stetoskop hingga alat bedah
minor kini sudah banyak diproduksi oleh bangsa Indonesia. Mengenai
kualitas sebagian memang masih belum bisa menyamai produk luar negeri
tetapi sebagian sudah sama berkualitasnya bahkan lebih baik. Semakin
banyak produk dalam negeri dipakai, logikanya akan semakin baik pula
kualitasnya karena akan semakin banyak ditemukan kelemahannya sehingga
dituntut untuk selalu memperbaikinya.
Penelitian2
dibidang rekayasa biomedika ini sudah banyak dilakukan oleh para
peneliti kita, bahkan sudah ada sekolahnya. Kalau di UGM dulu ada DIII
Elektromedik, sekarang sudah berkembang dengan adanya S2 Teknik
Biomedika yaitu di ITB, UI, UGM dan ITS.
4. Perkembangan Tegnologi Kedokteran
Perkembangan
teknologi kedokteran telah membawa kita untuk tidak perlu lagi membuat
“jendela”, tetapi cukup membuat “lubang kunci” pada tubuh (Key-Hole
Surgery). Selanjutnya di “lubang kunci” itu dipasang sebuah alat
berbentuk selongsong, yang kemudian dipakai sebagai tempat memasukkan
pelbagai macam peralatan seperti, kamera, gunting, pisau ataupun alat
penyedot.
a. Transplantasi Organ
Kemajuan
biomedis dan teknologi kedokteran semakin memungkinkan transplantasi
organ-organ tubuh manusia. Praktek transplantasi kornea mata dan ginjal
sudah lazim dilakukan dengan sukses. Baby Fae segera sesudah
kelahirannya memperoleh jantung kera (baboon) untuk menggantikan
jantungnya yang cacat. Tentu saja dapat dipindahkan pula dari jantung
seorang bayi yang tidak memiliki otak (anensefali).
b. Bedah Plastik
Bidang
kedokteran bedah, khususnya bedah plastik, mengalami perkembangan yang
pesat. Ahli-ahli bedah plastik tidak hanya menyembuhkan cacat tubuh
pasien mereka saja, tetapi juga psikisnya. Bedah plastik dapat
memperbaiki cacat sekesil apapun dari tubuhnya hingga merubah wajah
orang.
c. Robot Bisa Bedah Tampa Asisten Manusia
Dengan
julukan Biopsy Bot, robot bergantung pada 3-D dan teknologi USG untuk
gerakannya. Scan USG ini berfungsi sebagai “mata robot” memungkinkan doc bot
untuk mencari target. Dengan teknologi buatan yang canggih, proses data
3-D robot mengirim perintah khusus untuk mekanik lengannya yang
memeriksa lesi dan dapat mengambil sampel.
Sejauh
ini, generasi robot bedah telah 93% efektif dalam tes yang paling
terakhir, dan peneliti di Duke yakin tentang kelayakan robot.
“Salah
satu keindahan dari sistem ini adalah bahwa semua komponen hardware
tersedia di pasaran,” kata pemimpin tim, profesor Stephen Smith. “Kami
percaya bahwa ini adalah langkah pertama dalam menunjukkan bahwa dengan
beberapa modifikasi, sistem seperti ini dapat dibangun tanpa harus
mengembangkan sebuah teknologi baru dari awal.”
d. Nanotech Robots coba atasi penyakit seperti kanker
Suatu temuan dilaporkan dalam The Journal Nature pada hari Minggu, memberikan bukti awal bahwa pendekatan pengobatan baru yang disebut interferensi RNA atau RNAi dapat bekerja pada sesorang.
RNA (ribonucleic acid) adalah singkatan dari Asam ribonukleat - senyawa kimia yang berperan penting dalam proses penyakit. Sebuah tim California Institute of Technology di Pasadena menggunakan nanoteknologi – membuat robot polimer kecil dilapisi protein yang disebut transferin yang membawa molekul reseptor pada berbagai jenis tumor atau kanker.
BAB III
PENUTUP
Salah
satu hal yang menyebabkan pergeseran ini salah satunya adalah kemampuan
teknologi dan resources SDM RS yang cenderung tidak berimbang. Di satu
sisi teknologi informasi komputer berkembang cepat tapi disisi lain
kemampuan SDM bergerak pasif bahkan cenderung stagnan. Hal ini
menyebabkan berbagai peralatan IT dan teknologi kedokteran tidak
mencapai kapasitas maksimal padahal alat-alat kedokteran hampir bisa
ditebak ”pasti” mahal. Padahal peralatan2 tersebut diperoleh dengan cara
hutang atau sewa dari perusahaan supplier. Kesalahan prosedur
penggunaan dan perawatan alat maupun teknologi menyebabkan tergangunya
utilitas yang berakibat mengganggu pendapatan RS. Di samping itu biaya
perawatan alat yang mahal merupakan beban tersendiri karena alat
tersebut tidak memiliki spare part di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
1. Hanafiah,
M.Y, Etik Kedokteran, Dahulu, Kini dan Masa Mendatang, diajukan pada
Temu Ilmiah “Dampak Kemajuan Teknologi Kedokteran Terhadap Etika Moral
dan Hukum”, Medan, 30 November 1985.
2. Heuken, A.S.J, Ensiklopedi Etika Medis, Yayasan Cipta Lokakarya, Cetakan pertama, Jakarta Pusat, 1979.
3. John Paul II, Pope, Evangelium Vitae, L’Osservatore Romano, Vatikan, April 5, 1995.
4. Sacred
Congregation For The Doctrine of The Faith Declaration on Euthanasia,
L’Osservatore Romano, June 30, Page 17, Vatikan 1980.
5. Sayo,
A.C., Euthanasia, Suatu Masalah Etika, Moral dan Hukum, diajukan pada
Temu Ilmiah “Dampak Teknologi Kedokteran Terhadap Etika, Moral Dasar
Hukum”, Medan, 30 November 1985.
6. Suseno, F.M, Euthanasia dan pertanggungjawaban Etis, Beberapa Pertimbangan Atas Dasar Etika Katholik (Makalah), Jakarta, 1984.
7. Vaux, K., Birth Ethics-Religious And Cultural Values In The Genesis of Life, The Crossroad Publishing Company USA, 1989.
No comments:
Post a Comment