Allah
ta’ala menjelaskan di dalam Al Qur’an bahwa hamba-Nya yang muslim mempunyai
musuh-musuh yang hendak menyeretnya kepada kebinasaan di dunia dan akhirat.
Jika ia mematuhi dan mengikutinya.
Maka
Allah ta’ala memperingatkan hambanya dari musuh-musuh yang tersembunyi dan menjelaskan jalan menyelamatkan diri
darinya. Musuh-musuh tersebut adalah;
Pertama:
syaitan yang terkutuk, yang mendorong musuh-musuh yang lain dan menggerakkannya
melawan manusia. Dialah musuh bapak kita Adam dan ibu kita Hawa yang telah
mengeluarkan keduanya dari surga. Dia merupakan musuh abadi bagi keturunan Adam
hingga berakhirnya dunia. Ia bekerja keras untuk menjerumuskan mereka kepada
kekafiran hingga Allah mengekalkan mereka ke neraka bersama-sama -kita
berlindung kepada Allah ta’ala . Dan siapa yang tak mampu ia jerumuskan kepada
kekafiran maka ia berusaha menjerumuskannya pada berbagai kemaksiatan yang
mengakibatkan ia mendapat murka dan siksa Allah ta’ala.
Syaitan
merupakan ruh yang berjalan dalam tubuh manusia pada aliran darah. Syaitan
memasukkan bisikan-bisikan ke dalam dada manusia dan dia buat keburukan tampak
indah hingga manusia terjerumus dalam kenistaan jika mentaatinya.
Jalan
menyelamatkan diri darinya sebagaimana yang dijelaskan oleh Allah ta’ala,
yaitu: seorang muslim jika sedang marah
atau tergerak untuk melakukan kemaksiatan supaya mengucapkan :
أَعُوْذُ
بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ
“Saya berlindung kepada Allah dari syaitan
yang terkutuk.”
Lalu tidak melampiaskan kemarahannya dan tidak
melakukan maksiat. Dan sepatutnya ia menyadari bahwa yang mendorong kepada
keburukan yang terlintas dalam dirinya adalah syaitan untuk menjerumuskannya pada kebinasaan, setelah itu
syaitan berlepas diri darinya.
Allah
ta’ala berfirman :
“Sesungguhnya
syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni
neraka yang menyala-nyala.”
(QS.Fathir: 6).
Musuh kedua: Hawa
nafsu. Dari hawa nafsu inilah terkadang manusia merasakan keinginan untuk
menolak kebenaran dan meninggalkannya jika ada orang yang menjelaskan
kepadanya. Demikian pula keinginan untuk menolak hukum Allah ta’ala karena
berseberangan dengan keinginannya.
Berangkat dari hawa nafsu inilah perasaan
lebih didahulukan daripada kebenaran dan keadilan. Jalan menyelamatkan diri
dari musuh ini adalah seorang hamba hendaknya memohon perlindungan kepada Allah
ta’ala dari mengikuti hawa nafsu dan jangan memenuhi dorongan hawa nafsunya
sehingga tidak sampai ia ikuti. Namun ia mengatakan yang benar dan menerimanya
sekalipun itu pahit dan memohon perlindungan kepada Allah dari syaitan.
Musuh ketiga:
nafsu yang menyuruh kepada keburukan. Diantara suruhannya berbuat buruk apa
yang dirasakan seseorang dalam dirinya, berupa; keinginan untuk melakukan
syahwat yang diharamkan seperti zina, minum khamer, berbuka pada bulan ramadhan
tanpa alasan yang dibenarkan syariat dan perkara-perkara yang diharamkan oleh
Allah selain itu. Jalan menyelamatkan dari musuh ini adalah seorang hamba
hendaknya memohon perlindungan kepada Allah ta’ala dari kejahatan dirinya dan
dari syaitan, sabar menahan diri untuk tidak mengikuti syahwat yang diharamkan
karena mencari ridha Allah sebagaimana ia sabar menahan dirinya dari makan atau
minum yang sangat ia sukai namun makanan tersebut membahayakan dirinya
sekiranya ia makan atau minum. Ia mengingat-ingat bahwa syahwat yang diharamkan
ini cepat lenyap yang akibatnya penyesalan panjang.
No comments:
Post a Comment